Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gramedia Pustaka Utama-CPM Siap Angkat 3 Novel ke Layar Sinema

Kompas.com - 10/04/2023, 19:00 WIB
Valencia Putri,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penerbit Gramedia Pustaka Utama bersama Creative Power Management milik Jeremy Thomas mengumumkan adaptasi tiga novel melalui acara “From Book to Screen” pada Rabu, di Gramedia Palmerah Barat, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tiga novel yang akan diadaptasi adalah Asmaraloka yang ditulis oleh Arata Kim, A Sky Full of Stars yang ditulis oleh Nara Lahmusi, dan Kembali Bebas yang ditulis oleh Sasa Ahadiah.

Ketiga penulis novel yang terpilih untuk diadaptasi ini merupakan lulusan dari Gramedia Writing Project.

Novel Asmaraloka merupakan pemenang dari Gramedia Writing Project The Writer’s Show 2020, novel Kembali Bebas masuk sebagai finalis dari Gramedia Writing Project The Writer’s Show 2020, dan Nara Lahmusi adalah salah seorang dari 75 finalis Gramedia Writing Project batch 3 pada tahun 2017.

Baca juga: 8 Rekomendasi Buku Self Improvement Populer Asal Korea Selatan

Asmaraloka bercerita tentang sepasang laki-laki dan perempuan yang pernah menjalani cinta monyet saat usia sekolah dan bertemu kembali delapan tahun kemudian sebagai atasan dan bawahan di sebuah perusahaan konsultan IT dengan problematika baru yang kompleks.

Sedangkan A Sky Full of Stars bercerita tentang kisah tiga remaja yang saling membantu mewujudkan mimpi masing-masing terlepas dari segala keterbatasan yang dimiliki.

“Terinspirasi saat melihat langit malam Semarang saat Ramadhan, dilangit tersebut banyak bintang dan teringat, manusia itu seperti bintang, setiap manusia memiliki sinarnya sendiri seperti bintang tetapi banyak yang belum sadar dan perlu diasah,” ucap Nara pada acara “From Book to Screen”, Rabu (29/3/23).

Sementara itu, buku Kembali Bebas, yang baru terbit Januari 2023 ini, mengangkat isu jati diri yang dialami oleh sepasang suami istri berusia 50-an, Ketika salah satu dari mereka meminta untuk berpisah karena selama ini merasa terpenjara.

Baca juga: Beasiswa Adaro 2023 bagi Mahasiswa, Bantuan Rp 800.000 Per Bulan

 

“Awalnya saya menulis ini karena lomba, lalu mulai cari ide dan secara random teringat sebuah ucapan “Ngapain sudah tua cerai, malu-maluin aja”. Saya merasa tidak berkenan dengan ucapan itu lalu menulislah novel ini, Kembali Bebas sebenarnya opini untuk ucapan tersebut, orang bilang fiksi adalah hal yang tepat untuk mencolek empati, jadi saya mencoba mengeluarkan opini saya melalui cerita fiksi,” tutur Sasa.

Pendiri Creative Power Management, Jeremy Thomas merasa bahwa fenomena terakhir di Indonesia adalah negara yang mengutamakan kekeluargaan, interaksi hubungan terdekat masih kental. Karena itu, ia tertarik dengan hal human interest.

Itulah mengapa, menurutnya, memilih ketiga novel yang akan diadaptasi menjadi film tidaklah mudah, banyak sekali proses yang dialami hingga memutuskan cerita tersebut untuk diadaptasi menjadi film.

“Prosesnya tidak mudah dalam memilih cerita ini, diawali saat pandemi dan menulis cerita sendiri, di satu fase saya tertarik untuk mendapatkan cerita-cerita dari Penerbit Gramedia. Sebelum saya memilih cerita, saya ceritakan dulu ketertarikan, karakter, dan apa yang ingin saya sumbangkan apabila film ini ada. Saya ingin menyumbangkan family value, relationship value, dan hubungan antara manusia. Lalu Gramedia mengirimkan beberapa sipnosis lalu terpilihlah tiga cerita ini,” ucap Jeremy.

Baca juga: Co-Founder Pasarnow: Kesempatan Perempuan Bangun Bisnis Startup Sangat Besar

Jeremy Thomas juga menambahkan faktor keputusan dalam memilih cerita yang akan diadaptasi.

“Biasanya cerita dipinang jika peminatnya tinggi, tapi saya lebih senang menemukan hidden talent yang menurut saya berpotensi dan bisa dikembangkan menjadi besar dengan melibatkan orang-orang yang sudah piawai di bidangnya. Saat saya memilih cerita tentang human interest ini, saya bisa merasakan empati yang ada dalam cerita ini untuk dijadikan film,” tutur Jeremy.

Proses adaptasi film dari sebuah buku tidaklah mudah, adaptasi film akan melibatkan banyak pihak, karena menciptakan skenario melalui sebuah buku membutuhkan waktu yang lama,

“Proses dari buku menjadi skenario bisa menghabiskan waktu selama 6 bulan, banyak faktor sehingga sebuah buku bisa terekstraksi dengan baik. Apa yang kalian tulis disini saya anggap adalah sebuah nyawa yang baik, tapi nyawa ini bisa divisualkan dengan baik dengan melibatkan orang-orang yang paham dan bagaimana supaya saat ditonton bisa menjadi suatu hasil visual yang bisa membawa pesan moral,” ucap Jeremy.

Cerita yang diangkat menjadi film, lanjut dia, tidaklah 100 persen pasti ada perubahan dan perbedaan ketika diangkat menjadi film.

“Kita minta persetujuan dari penulis terlebih dahulu sampai seberapa fleksibel mereka bisa menerima adaptasi tersebut,” ucap Jeremy.

Baca juga: Tanpa Syarat TOEFL, Daftar Beasiswa YSEALI Academic Fellowship 2023

“Mudah-mudahan kemitraan Gramedia Pustaka Utama dengan Creative Power Management ini dapat menjadi awal yang baik untuk membuka pintu ke teman-teman penulis lain tanpa harus menunggu karyanya menjadi best seller terlebih dahulu,” tambah Jeremy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau