KOMPAS.com - Lebaran atau hari raya Idul Fitri kadang terasa tak lengkap jika tidak menyajikan makanan dan kue khas lebaran. Salah satu kue khas lebaran adalah nastar.
Kue nastar memiliki sejarah panjang, disebut sebagai kudapan dari Belanda yang disajikan di momen tertentu.
Meski enak dan kaya akan buah nanas, mengkonsumsi nastar dinilai sama dengan sepiring nasi. Benarkah demikian?
Untuk menjawab hal ini, Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Azizah Ajeng Pratiwi mengatakan bahwa jumlah kalori nastar tergantung komposisi yang terkandung di dalamnya.
Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM
Bahan pembuat nastar sendiri terdiri dari selai nanas, tepung terigu, telur, hingga margarin.
Jika dikalkulasi, satu butir kue nastar dapat menghasilkan 50 sampai 75 kalori. Sementara satu porsi nasi mengandung 130 hingga 150 kalori.
“Bayangkan jika mengkonsumsi tiga butir nastar dengan bahan baku standar energinya dengan satu porsi nasi kurang lebih sama. Tergantung dengan komposisi yang digunakan untuk membuatnya,” katanya, dilansir dari laman Unair.
Kandungan nutrisi yang terkandung pada nastar tidak jauh berbeda dengan jenis kue kering lainnya.
“Kandungannya lebih dominan lemak karena mengandung banyak margarin, tepung terigu, dan ada telurnya. Kalau hanya menggunakan kuning telur saja kandungan lemaknya lebih tinggi,” jelasnya.
Baca juga: 7 Cara Mencegah Kolesterol Naik Saat Lebaran dari Dosen UM Surabaya
Hidangan Idul Fitri sangat beragam mulai dari makanan bersantan hingga kue kering yang rasanya manis. Rasa yang tercipta ternyata dapat meningkatkan nafsu untuk menambah porsi makan lebih banyak.
“Jelas makanan yang manis, gurih, atau asin ini menyebabkan kecanduan sehingga kecenderungan untuk menambah lebih besar,” ungkapnya saat menjelaskan kandungan gizi nastar.
Azizah menambahkan bahwa tidak ada larangan untuk mengkonsumsi nastar atau kue kering lainnya serta hidangan lain seperti rendang atau opor ayam.
Namun, harus tetap memperhatikan jumlah konsumsi.
“Nastar bisa dijadikan cemilan hanya satu atau maksimal tiga butir di sela makan besar. Usahakan tetap ada sayur dan buah untuk menyeimbangkan kandungan serat pada menu kita,” jelasnya.
Ia menyarankan membuat nastar rendah kalori dengan modifikasi komposisi yang ada dengan cara mengurangi kandungan margarin dan mengganti tepung terigu dengan sesuatu yang lebih rendah energi.
“Bisa dilakukan tapi ini akan mengubah rasa. Jadi rasanya tidak seperti nastar pada umumnya,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.