KOMPAS.com - Kesuksesan memiliki arti berbeda untuk masing-masing orang, termasuk dalam suksesnya pendidikan anak muda. Arti kesuksesan juga bisa bergeser dari masa ke masa.
Menyikapi hal ini, Ashoka Indonesia melakukan Gelar Wicara Indonesia Emas 2045: (Re)Definisi Sukses Pendidikan Anak Muda, sekaligus merayakan Hari Pendidikan Nasional 2023.
Gelar wicara ini merupakan diskusi antargenerasi untuk membincang kesiapan anak muda untuk bisa memimpin Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Beasiswa S2-S3 Malaysia 2023: Kuliah Gratis, Tunjangan Rp 11 Juta Per Bulan
Melalui Ashoka Young Changemaker (AYC), Ashoka memberikan wadah bagi generasi muda untuk jadi pembaharu guna menjawab masalah-masalah sosial dari berbagai bidang.
Empat belas finalis AYC yang berusia 10-19 tahun telah membuktikan bahwa inisiatif- inisiatif kreatif yang menjawab masalah-masalah sosial dari berbagai bidang bisa datang dan dikembangkan oleh anak-anak muda pada usia yang amat belia.
Mereka berasal dari 9 provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Jambi, Banten, Kalimantan Barat, dan Maluku dan masing-masing telah menciptakan dampak yang dihargai baik di skala lokal, nasional, maupun internasional.
Mahendra Arfan Azhar selaku Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kementerian PPN/Bappenas mengatakan bahwa pemuda merupakan peran penting dalam suksesnya Indonesia Emas 2045.
"Pemuda adalah aktor potensial, bukan sekedar objek melainkan harus berperan menjadi mitra, kolaborator, dan inovator dalam berbagai agenda pembangunan nasional maupun global," ucap Mahendra dalam acara Gelar Wicara Indonesia Emas 2045: (Re)Definisi Sukses Pendidikan Anak Muda, Jakarta, Kamis (04/05/23).
Menurutnya, anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Semua kompetensi yang dimiliki anak dapat berkembang. Namun, hal ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendibudristek, Iwan Syahril mengatakan Perubahan sampai 2045 memiliki waktu yang lama, namun perubahan selama ini berjalan sangat cepat.
"Anak muda mendapatkan tantangan ketika berada di tahun 2045 nanti mampu menyesuaikan kondisi tersebut. Potensi ini menjadi kunci bagi kemajuan negara," ucap Iwan.
Baca juga: Kisah Mukti, Usia 25 Tahun Lulus S3 Cumlaude dengan IPK 4
Proses pembelajaran juga penting dalam hal kurikulum dan cara menerapkan kurikulumnya. Kurikulum ditetapkan sebagai rambu-rambu, proses penerapan tidak harus seragam di seluruh daerah karena memiliki kondisi daya dukung yang berbeda.
Oleh karena itu, guru dan tenaga kependidikan juga harus memiliki kemampuan dan kompetensi untuk tumbuh kembang potensi anak dalam pelaksanaan pembelajaran.
Di kesempatan yang sama Najeela Shihab selaku Inisiator Semua Murid Semua Guru juga memberikan pendapatnya atas kondisi pendidikan yang masih memiliki tantangan yang harus dibenahi.
Menurutnya, penting sekali untuk semua anak muda untuk bisa menjadi orang yang menggerakkan perubahan, esensi merdeka belajar juga sejalan dengan perubahan yang diinginkan untuk terjadi. Perubahan ini muncul oleh praktik baik semua individu dalam sistem.