Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMM: Cara Memasak Mie Instan agar Lebih Sehat

Kompas.com - 17/05/2023, 18:06 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dosen Ilmu Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Devi Dwi Siskawardani, memberikan sejumlah rekomendasi saat mengolah maupun mengonsumsi mie instan agar lebih sehat.

Devi menyarankan untuk membuang air rebusan pertama mie instan. Termasuk tidak mencampurkan bumbu langsung di air rebusan dalam panci.

“Tentu ada alasan kenapa saya mengimbau hal ini. Yakni agar kandungan bahan kimia pada mie instan tidak masuk ke dalam tubuh, tapi dibuang,” katanya, dilansir dari rilis UMM.

Selain itu, ia juga mengimbau agar tidak terlalu sering mengkonsumsi mi instan ditambah nasi.

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

“Banyak orang Indonesia yang mengkonsumsi mie dengan dicampur dengan nasi. Padahal, cara itu membahayakan kesehatan karena bahan baku mie instan tinggi akan karbohidrat dan gula," kata dia. 

Kandungan monosodium glutamat (MSG) hingga garam yang tinggi, lanjut dia, menjadi alasan mengapa mie instan tidak baik dikonsumsi terlalu sering.

Mengonsumsi mie instan terlalu banyak, apalagi dengan campuran yang tidak tepat, akan meningkatkan risiko beberapa penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, sakit kepala, gangguan hati, bahkan obesitas.

"Intensitas konsumsi mie juga tidak boleh terlalu sering. Maksimal dua kali dalam seminggu," sarannya.

Maka dari itu, ia menyarankan untuk tidak menuang semua bumbunya, menggantinya dengan bumbu-bumbu alami seperti bawang. Termasuk menambahkan daging dan sayur untuk meningkatkan gizi.

“Misalnya dengan menambah bawang-bawangan. Kita juga bisa menambahkan sayuran serta daging agar dapat memenuhi kebutuhan gizi,” tambahnya.

Baca juga: Mahasiswa UM Surabaya Bikin Mie Instan Sehat dari Daun Kelor

Devi juga menyebut beberapa inovasi makanan, termasuk mie instan yang lebih sehat. Misalnya mie instan dengan jumlah kalori yang lebih rendah, tidak memakai MSG hingga menggunakan pewarna alami dari sayuran atau buah-buahan.

“Saat ini Inovasi pembuatan mie instan sangat beragam. Ada yang dibuat dari umbi-umbian, tahu, dan lain sebagainya. Ada pula mie instan berbahan baku daun kelor yang bertujuan menghasilkan antioksidan,” ujarnya.

Meski begitu, walau sejumlah mie instan mengklaim lebih sehat, Devi menyarankan untuk tetap membatasi konsumsinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau