Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Gempa Bumi, Siswa Sudah Paham?

Kompas.com - 08/06/2023, 09:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia sering terjadi bencana alam salah satunya gempa bumi. Tentu, bencana ini sulit untuk diprediksi.

Bahkan bisa terjadi saat malam hari ketika orang sedang tidur. Atau pada pagi hari, siang dan kapan saja.

Lantas, kenapa sering terjadi gempa di wilayah Indonesia? Apa penyebab gempa bumi? Apakah siswa sudah paham?

Melansir laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, letak geografis Indonesia yang berada di jalur Cincin Api Pasifik atau yang dikenal juga dengan istilah Ring of Fire, membuat rawan terjadi bencana alam seperti gempa bumi.

Lalu, bagaimana sebenarnya gempa bumi itu bisa terjadi? Siswa yang masih sekolah tentu harus paham.

Baca juga: Siswa, Yuk Mengenal 5 Taman Nasional di Indonesia

Adapun terjadinya gempa bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi yang memberikan efek getaran pada permukaan bumi.

Ketika terdapat gaya yang cukup besar yang berasal dari pergerakan lempeng, maka batuan di lempeng akan menegang.

Akibatnya lempeng bumi dapat berubah bentuk. Bahkan lempeng dapat patah atau kembali ke bentuk semula jika gaya tersebut hilang.

Selain itu, batuan pada lempeng mengalami perubahan bentuk atau deformasi secara perlahan dalam jangka waktu tertentu.

Ketika batuan tersebut mengeras/ menegang maka energi potensialnya terus bertambah. Ketika lempeng bergerak atau patah, maka energi tersebut dilepaskan.

Baca juga: Saat Terjadi Gempa Bumi, Siswa Harus Ingat 7 Hal Ini

Tentu energi tersebut mengakibatkan terjadinya getaran yang merambat melalui material bumi lainnya. Semakin besar energi yang dilepaskan, maka getarannya akan semakin terasa.

Selain itu, ketika lempeng patah menjadi dua bagian, maka masing-masing bagian akan bergerak menjauh.

Daerah lempeng yang patah tersebut dinamakan (patahan/sesar). Sedangkan gelombang yang merambat sepanjang permukaan numi dan gelombang gempa bumi disebut gelombang seismik.

Sebuah titik pada kedalaman bumi yang menjadi pusat gempa disebut hiposentrum. Permukaan bumi yang berada di atas hiposentrum disebut episentrum.

Sedangkan untuk kekuatan gempa (magnitude) pada sebuah daerah dinyatakan dengan Skala Richter.

Pengukuran kekuatan gempa didasarkan pada amplitudo atau grafik gelombang seismik di seismogram. Skala Richter menunjukkan besarnya energi gempa yang dilepaskan.

Berdasarkan gempa yang terjadi sampai saat ini, rentang Skala Richter antara 1,0 – 10,0. Setiap kenaikan 1,0 skala, energi gempa yang dihasilkan 32 kali lebih besar.

Baca juga: Siswa, Seperti Ini Bagian-bagian Mata dan Fungsinya

Jadi itulah penyebab gempa bumi yang sering terjadi di wilayah Indonesia. Harapannya, siswa menjadi paham mengenai gempa bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com