Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Memasak Sate Bebas Kanker, Kata Dosen UMM

Kompas.com - 30/06/2023, 08:47 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Idul Adha merupakan momen yang banyak ditunggu oleh umat muslim di seluruh dunia.

Pada momen itu, banyak muslim yang berkumpul dengan keluarga sembari menikmati olahan daging. Misalnya, sate.

Sate termasuk menu terfavorit saat Idul Adha. Sayangnya, mengonsumsi sate bisa berbahaya bagi tubuh.

Jika tidak benar saat memasak sate, bisa memunculkan zat yang memicu kanker.

Baca juga: 3 Cara Atasi Sembelit Makan Daging Kurban dari Dosen UM Surabaya

Sate yang tidak dimasak dengan benar, bisa beresiko bagi yang memiliki usia rentan dan penyintas penyakit tertentu.

Melihat fenomena tersebut, Edi Purwanto, selaku Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Malang (UMM) memberikan berbagai tips bagaimana membuat olahan daging yang sehat terutama cara memasak sate.

Di Indonesia, hewan yang biasanya disembelih adalah sapi dan kambing. Keduanya memiliki nutrisi yang baik bagi tubuh.

Banyak mitos yang beredar bahwa daging kambing jauh lebih tidak sehat dibandingkan daging sapi.

Namun Edi membantah hal itu. Menurutnya, kedua daging tersebut sama-sama memiliki kandungan nutrisi hewani yang baik dan dibutuhkan oleh tubuh.

“Daging sapi dan kambing itu bagus untuk kesehatan, namun akan sangat berbahaya jika dikonsumsi berlebihan apalagi saat momen Idul Adha,” ujarnya dilansir dari rilis UMM.

Baca juga: Tips Memilih Hewan Kurban ala Dosen UMM

Kebanyakan masyarakat Indonesia mengolah daging kurban dengan disate. Selain rasanya yang enak, memasak sate juga menumbuhkan kedekatan antar keluarga.

Edi mengatakan tidak ada batasan usia bagi yang ingin menikmati olahan sate tersebut.

Namun yang perlu diperhatikan adalah riwayat penyakit yang diderita seseorang.

Apalagi saat ini, penyakit-penyakit seperti jantung, tekanan darah rendah bahkan hipertensi bisa menyerang siapa saja. Bukan hanya mereka yang berusia lanjut.

“Di era sekarang, penyakit tidak lagi memandang usia tua atau muda. Namun berdasarkan pada kebiasaan dan pola hidup. Oleh karena itu, biasakan hidup sehat sedini mungkin,” pesannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com