KOMPAS.com - Biasanya, para mahasiswa baru (maba) akan mengalami culture shock atau guncangan budaya ketika berada di lingkungan baru yakni di kampus.
Sebab, budaya yang ada di kampus dan sekolah sangat berbeda. Apalagi di kampus akan bertemu dengan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah.
Menurut Dosen Psikologi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Siti Jaroah, S.Psi., M.A., culture shock merupakan perasaan terkejut, bingung, atau merasa cemas yang dirasakan seseorang ketika baru berada di lingkungan atau budaya yang berbeda.
Tentu, perasaan ini ternyata merupakan hal yang wajar dan pasti dialami para mahasiswa baru ketika awal-awal masuk kampus atau ikut perkuliahan.
Baca juga: Simak 5 Tips Manajemen Waktu Mahasiswa Baru
"Semua maba mengalami yang namanya culture shock. Hanya saja setiap mahasiswa memiliki taraf kekagetan yang berbeda-beda," ujarnya, dilansir dari laman Unesa, Rabu (16/8/2023).
Ia menjelaskan ada berbagai macam culture shock yang akan dialami mahasiswa baru, bisa dari makanan, pergaulan, cara berpakaian, lingkungan, bahkan sebenarnya semua hal di sekitar juga dapat menjadi pemicu culture shock.
Tapi, ada beberapa kiat yang bisa dilakukan mahasiswa baru agar tidak berlarut-larut dalam perasaan culture shock.
Berpikiran terbuka untuk mempelajari hal baru dan lingkungan baru serta berdamai dengan keadaan itu. Mindset ini bisa meringankan beban mental ketika maba menghadapi kondisi yang bisa saja sebagiannya tidak sesuai harapan.
"Mahasiswa baru harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Karena dengan bersikap open minded, seseorang akan siap dan lebih mudah mempelajari lingkungan dan hal-hal baru," kata dia.
Mahasiswa baru juga harus tidak membandingkan terlalu jauh antara lingkungan baru dengan lingkungan asal.
Sikap ini cenderung membuat maba protes dengan lingkungan baru dan lama-kelamaan berpotensi menarik diri dari lingkungan atau berdiam diri di kos atau kontrakan.
Baca juga: 5 Tips Persiapan Kuliah bagi Mahasiswa Baru
Dengan begitu, maba bisa cepat masuk dalam lingkungan pertemanan baru. Ini sangat membantu mahasiswa baru dalam beradaptasi di masa-masa awal kuliah.
Sosialisasi ini bisa dimulai dari mengenali sesama maba dari kampus atau daerahnya, bisa juga dengan maba sesama fakultas atau prodi.
Biasanya, maba banyak cerita yang bisa dijadikan bahan diskusi atau obrolan sesama maba. Ini dapat digunakan sebagai bahan sosialisasi dan strategi adaptasi awal.
Cara mengatasi culture shock bagi mahasiswa baru lainnya ialah ambil bagian dalam kegiatan positif. Ini untuk memudahkan sosialisasi dan menambah pertemanan di kampus, mahasiswa bisa ikut kegiatan di kampus.
Maba yang suka minum kopi misalnya bisa nongkrong di warung kopi yang ada di sekitaran kampus dengan sesama teman maba. Atau menjelajah tempat diskusi, taman baca atau tempat makan enak, sehat dan ramah kantong sekitaran kampus.
Hal penting lainnya ialah maba harus memiliki tujuan ketika masuk kampus. Atau tujuan itu disederhanakan dalam bentuk target-target.
Bisa target kuliah, pencapaian IPK, belajar dan sebagainya. Dengan memiliki tujuan, maba cenderung memiliki visi ke depan.
Sehingga harapannya ketika sudah menjadi mahasiswa aktif, maka ke depannya tidak mudah goyah oleh berbagai tantangan.
Baca juga: 5 Tips Hadapi Masa Ospek, Calon Mahasiswa Baru Cek Sekarang
Jadi itulah beberapa cara mengatasi culture shock bagi mahasiswa baru. Terlebih bagi yang jauh orangtua dan jadi anak kos.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.