KOMPAS.com - Anak mengalami kejang demam (step) dikarenakan adanya akibat peningkatan suhu tubuh. Kondisi ini terjadi ketika tubuh mengalami demam tinggi yang mendadak.
Menurut Dosen Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran Unair dr. Riza Noviandi, kejang demam banyak terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun.
Baca juga: Binus Dirikan Satu University, Biaya Kuliah Rp 6 Juta Per Semester
"Penyakit ini tidak berkaitan dengan kelainan di otak, gangguan elektrolit, maupun gangguan metabolik pada tubuh," kata dia dikutip dari laman Unair, Selasa (22/8/2023).
Dia menjelaskan, ada dua jenis kejang demam. Pertama, kejang demam sederhana yang terjadi hanya satu kali selama kurang dari 15 menit dalam sehari dan kejangnya berupa kejang general, yakni pada seluruh tubuh.
Kedua, kejang demam kompleks yang memiliki gejala berlawanan dari kejang demam sederhana.
"Kejangnya lebih dari 15 menit dan berulang serta berupa kejang fokal atau terjadi pada area tertentu," ungkap dia.
Dokter spesialis anak itu menyebut, tidak ada penyebab khusus anak dapat mengalami kejang demam atau step.
Namun, sistem tubuh anak yang cenderung imaturitas mengakibatkannya mudah terkena rangsangan.
"Jadi anak belum bisa merespon dengan baik rangsangan-rangsangan dari luar, dalam hal ini otak. Kalau anak kena demam sedikit saja, sel-sel saraf yang sensitif itu akan terangsang untuk melepaskan gelombang yang tinggi sehingga terjadi kejang," tutur dr. Riza.
Baca juga: Satu University Milik Binus Sasar Kalangan Menengah dan Bawah
Di samping itu, dia juga mengungkap faktor risiko kejang demam pada anak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.