KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengaku perlu adanya peningkatan edukasi tentang stunting kepada generasi muda yang menjadi ibu.
Untuk itu, dirinya mengajak generasi muda yang menjadi ibu agar sukses memberikan air susu ibu (ASI) kepada anak.
Baca juga: Anak Kena Stunting Rentan Terkena Sakit Diabetes hingga Kegemukan
"Jika anak-anak muda tidak diberikan informasi pentingnya menyusui, maka tidak bisa menekan angka stunting pada anak. Jadi penting sekali terkait ASI ini," ucap dia dalam keterangannya, Rabu (23/8/2023).
Dia juga mendorong penggunaan produk lokal dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi dalam mengatasi stunting.
Salah satunya dengan memberikan Herba Asimor, agar para ibu meraih ASI yang berlimpah.
"Sekarang arahan pemerintah produk lokal agar bisa memberikan ASI yang banyak pada anak. Ini produk lokal Dexa yang 60 persen komponennya dari dalam negeri," jelas dia.
Tak lupa, bidan tetap diusahakan menjadi garda terdepan dalam pencegahan stunting.
"Jadi mereka perlu melakukan update dan edukasi yang merata terkait pencegahan stunting di Indonesia," jelas dia.
Head of Corporate Communications Dexa Group, Sonny Himawan menegaskan target penurunan stunting merupakan implementasi salah satu core value perusahaan deal with care.
Demi mencapai target penurunan stunting hingga 14 persen memerlukan kolaborasi pentahelix.
Baca juga: Ini Penyebab dan Cara Tangani Anak Alami Step
"Sejak tahun 2022, kami dan BKKBN telah berkolaborasi dengan lebih dari 5.500 bidan di 7 wilayah untuk melakukan edukasi pencegahan stunting. Itu agar anak kita sehat dan bebas dari stunting," tegas dia.
Corporate Affairs Director Dexa Group, Tarcisius Tanto Randy mengatakan, perusahaan telah berkontribusi mengatasi permasalahan stunting di Indonesia bersama BKKBN, Ikatan Bidan Indonesia, dan lainnya.
"Kerja sama mengedukasi bidan dan masyarakat terkait pentingnya menjaga kehamilan di 1.000 hari pertama kehidupan telah kami lakukan di beberapa kota di Indonesia, seperti Yogyakarta, Brebes, Surabaya, Wonosobo, Palembang, dan Blitar. Ini yang kita lakukan untuk berkontribusi besar pada stunting," jelas dia.
Hasto menyebut ada beberapa penyebab utama balita alami stunting, salah satunya adalah tidak optimal memberikan ASI.
"Pertama adalah sering sakit-sakitan, seperti mencret, demam dan TBC. Kedua tidak disusui oleh ibunya. Jadi tidak optimal berikan ASI kepada anak," tegas dia.
Hingga kini, masih ada sejumlah balita yang tidak mendapat ASI secara maksimal dari ibunya.
Baca juga: Pakar IPB: Keluarga Berperan Besar Turunkan Angka Stunting
"Itu karena ibu sibuk dan fokus pada pekerjaan. Ada juga sekitar 65 persen ibu yang tidak bisa memberikan ASI dengan alasan tidak keluar air susunya," tukas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.