Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Genetika Ekologi: Buaya Bisa Berkomunikasi dengan Cara Unik

Kompas.com - 26/08/2023, 19:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Buaya dikenal sebagai salah satu predator terganas dan dijuluki ‘silent killer’ karena kesenyapannya dalam menyergap mangsanya. Karena senyapnya ini, buaya sering dianggap hewan yang tak bisa mengeluarkan suara atau berkomunikasi. 

Tetapi, akhir-akhir ini dunia ilmu pengetahuan dikejutkan oleh para peneliti yang menemukan bahwa ternyata buaya dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan bahasanya sendiri yang sangat unik.

Menurut Pakar Genetika Ekologi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof Ronny Rachman Noor jika dibandingkan dengan jenis reptilia lainnya, buaya justru tergolong yang paling banyak mengeluarkan berbagai jenis suara.

Namun, apakah suara yang dikeluarkan oleh buaya adalah alat komunikasi di antara mereka?

Baca juga: 6 Syarat Fisik Masuk S1 Jurusan Kedokteran PTN-PTS

Untuk menguak rahasia ini, Prof Ronny menjelaskan bahwa saat ini para peneliti di Australia secara tekun meneliti dengan membuat berbagai rekaman suara buaya air asin.

Suara ini mereka teliti lebih dalam lagi untuk mengetahui apakah jenis suara buaya jantan dan betina berbeda, apakah perbedaan ukuran menentukan perbedaan suara, atau ada makna tertentu dari berbagai jenis suara yang dikeluarkan ini yang digunakan untuk berkomunikasi.

“Para peneliti berhasil menguak misteri bahwa di samping unsur kejutan dalam berburu dan menyergap mangsanya, ternyata buaya juga berkomunikasi satu dengan lainnya dengan bahasa mereka yang sangat unik,” jelas Prof Ronny, dilansir dari IPB University.

“Peneliti ini berhasil memecahkan kode dan makna setiap jenis suara yang dikeluarkan buaya seperti misalnya geraman, dentuman, tamparan kepala dan juga gerakan tubuh lainnya yang biasa diperagakan oleh buaya air asin (Crocodylus porosus),” imbuhnya.

Buaya mengeluarkan suara saat berpacaran

Lebih lanjut Prof Ronny menjelaskan, dengan menggunakan ilmu ekologi akustik para peneliti berhasil mengungkap bahwa buaya memiliki kemampuan untuk memompa masing-masing sisik yang ada di punggungnya (osteodermata).

Baca juga: Beasiswa S1 Tanoto TELADAN, Kuliah Gratis dan Exchange ke Luar Negeri

Hasil gerakan fisik sisik ini adalah frekuensi suara rendah yang dapat menjalar sangat jauh di dalam air. Artinya, buaya memang sengaja mengeluarkan jenis suara tertentu untuk tujuan berkomunikasi. Dan yang paling menakjubkan, suara ini dikenal dan dimengerti oleh buaya lainnya.

“Dengan berbagai jenis suara yang dikeluarkan ini, buaya dapat memberitahu kepada buaya lainnya akan keberadaannya ataupun status reproduksinya agar dapat mencari pasangan untuk berkembang biak. Suara tersebut sekaligus memberitahu buaya lainnya akan wilayah teritorinya,” ujar Prof Ronny.

Sebagai contoh, para peneliti ini berhasil menjelaskan jenis suara yang disebut geysering narial.

Suara ini berasal dari hidung ketika buaya berada di dalam air sambil menyemburkan air ke udara. Jenis suara ini terjadi ketika buaya sedang berpacaran.

Menurut Prof Ronny, penemuan berbagai jenis suara buaya dan sekaligus makna dari setiap suara ini membuka cakrawala baru. Hal itu dapat digunakan untuk mengetahui ukuran buaya, tingkah laku, status kesehatannya dan lainnya.

“Menjadi semakin menarik ketika kita mencoba menjawab pertanyaan mengapa buaya yang hidup saat ini lebih sering mengeluarkan suara dengan memanfaatkan air daripada langsung dari organ suaranya? Penggunaan media air dan memadukannya dengan suara dan gerakan merupakan contoh adaptasi buaya yang luar biasa, yang memungkinkannya untuk bertahan dan berkembang biak,” terang dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau