KOMPAS.com - Sejak dini, anak harus diajak untuk ke dokter gigi. Tujuannya agar perkembangan gigi anak bisa maksimal.
Dilansir dari laman UM Surabaya, menurut rekomendasi AAPD (American Academy of Pediatric Dentistry) disarankan membawa anak ke dokter gigi sebelum usia 1 tahun dan bahkan dimulai saat usia 6 bulan atau saat gigi pertama tumbuh.
Masih anak masih kecil, tentu mengajak dia ke dokter gigi tidak mudah. Apalagi kunjungan tersebut jadi pengalaman pertama sang anak.
Tentu, orangtua butuh tips agar anak tidak takut ke dokter gigi. Bagaimana caranya?
Baca juga: Kisah Dhani Dokter Gigi Disabilitas Lulusan Unpad, Lolos Beasiswa LPDP
Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UM Surabaya Bingah Fitri Melati membagikan 7 tips yang bisa dilakukan orangtua agar anak tak takut ke dokter gigi.
Tips pertama ialah anak dibiasakan untuk menjaga kebersihan rongga mulut. Rongga mulut sudah harus dibersihkan secara rutin sejak usia bayi.
Tentu dengan menggunakan kasa yang sudah dibasahi untuk menghilangkan sisa asi/susu yang melekat.
Jadi, menyikat gigi anak dimulai sejak gigi pertama tumbuh dua kali sehari, pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.
"Selain menjadikan anak terbiasa dengan kebersihan rongga mulutnya, kegiatan ini juga akan memudahkan dokter gigi pada saat melakukan pemeriksaan rongga mulut anak yaitu saat memasukkan alat ke dalam mulut anak, tidak akan ada penolakan," ujarnya.
Hal ini dapat memberikan gambaran kepada anak apa yang akan dilakukan saat berkunjung ke dokter gigi. Ajak anggota keluarga lain atau boneka kesayangannya untuk berpura-pura menjadi pasien dan meminta membuka mulutnya untuk diperiksa.
Anak juga dapat dikenalkan melalui buku atau video edukasi bagaimana visualisasi saat dilakukan pemeriksaan gigi.
Baca juga: Bali Terapkan Metode Wolbachia, Upaya Lindungi Anak dari DBD
Tips selanjutnya ialah sampaikan alasan berkunjung ke dokter gigi dengan bahasa yang sederhana dan baik.
Seringkali anak-anak menganggap ke dokter gigi adalah sebagai hukuman karena tidak mau menyikat gigi dan atau menakut-nakuti akan disuntik jika tidak menurut. Hal ini akan membuat anak semakin resisten dan takut untuk melakukan pemeriksaan gigi.
Mencari informasi tentang dokter gigi yang akan merawat dan klinik yang akan dikunjungi, maka anak juga dapat dilibatkan dalam pencarian informasi ini sehingga anak akan merasa nyaman saat bertemu pertama kali dengan dokter gigi.
Ikatan emosional antara anak dan dokter gigi akan terjalin dengan baik dari awal sehingga seberat apapun rencana perawatannya anak akan dapat melaluinya dengan baik.
Baca juga: 5 Dampak Negatif Gawai pada Anak serta Rekomendasi Penggunaannya