Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Faktor Penyebab Bunuh Diri, Penting Dipahami Siapa Saja

Kompas.com - 06/11/2023, 16:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus bunuh diri. Bahkan yang terbaru ini mahasiswi Kedokteran Unair meninggal di mobil, Minggu (5/11/2023).

Diduga, mahasiswi berinisial BC (26) asal Kediri tersebut bunuh diri. Sebab, ditemukan surat wasiat yang ditujukan ke orangtua, sodara dan temannya.

Tentu, tindakan mengakhiri hidup ini adalah tidak benar. Dalam dunia yang terus berkembang, di mana tekanan hidup semakin meningkat, temuan-temuan terbaru menunjukkan bahwa upaya pencegahan bunuh diri masih merupakan hal yang sangat penting.

Apalagi bagi pelajar atau mahasiswa yang merupakan generasi bangsa harus menjadi pribadi yang kuat, baik psikis, fisik maupun mentalnya.

Baca juga: 4 Jenis Nutrisi untuk Tingkatkan Konsentrasi, Mahasiswa Bisa Coba

Oleh karena itu, semua orang harus tahu faktor penyebab bunuh diri. Sehingga bisa dicegah atau tindakan bunuh diri tidak akan terjadi.

Dilansir dari laman RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, Jawa Timur, bunuh diri merupakan tindakan fatal yang mewakili keinginan orang tersebut untuk mati.

Faktor penyebab bunuh diri

1. Teori Psikologis – penderitaan tak tertahankan

  • Isolasi dan kesepian memicu perilaku bunuh diri, hal tersebut dipicu hilangnya objek yang dicintai. Misalnya seorang suami yang ditinggal mati oleh istrinya. Kehilangan objek yang dicintai menyebabkan kemarahan batin yang secara langsung diwujudkan dengan usaha bunuh diri.
  • Kematian sebagai upaya penebusan dosa dari kesalahan sebelumnya.
  • Kesalahan yang pernah diperbuat menimbulkan rasa bersalah yang berkontribusi mendorong seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri.
  • Kematian sebagai cara untuk mendapat kembali objek yang dicintainya.
  • Bunuh diri sebagai kelanjutan hasil dari proses depresi mayor.
  • Ide dan perilaku bunuh diri berasal dari pengabaian kecemasan.

Dalam hal ini, depresi berat menjadi penyebab utama bunuh diri. Depresi timbul disebabkan karena pelaku tidak sanggup menanggung beban permasalahannya dan tekanan yang secara terus menerus menyebabkan timbulnya keinginan untuk bunuh diri.

2. Teori Interpersonal

Adapun ide bunuh diri adalah keinginan dan rencana untuk bunuh diri yang belum disertai tindakan eksplisit.

Interpersonal theory of suicide menyebutkan bahwa ide bunuh diri terjadi pada individu karena adanya masalah dalam rasa kepemilikan dan perasaan sebagai beban bagi orang lain.

Baca juga: 6 PTS Murah di Jakarta, Calon Mahasiswa Cek Sekarang

Namun di penelitian lain juga mengemukakan bahwa sensitivitas interpersonal berkorelasi positif dengan ide bunuh diri.

3. Teori Kognitif

Teori ini meyakini jika kepercayaan dan sikap-sikap memberikan kontribusi terhadap perilaku bunuh diri.

Sikap kekakuan dan ketidakluwesan dalam berpikir menyebabkan seseorang kesulitan dalam menemukan alternatif penyelesaian masalah sampai perasaan untuk bunuh diri yang dirasakan orang tersebut menghilang.

Kekakuan dan keluwesan dalam berpikir ini menyebabkan individu melakukan tindakan bunuh diri.

4. Teori Sosiologi

Ada hubungan antara integrasi sosial terhadap kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. Faktor sosial sangat mempengaruhi sekali mengapa seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

Gejala-gejala sosial sangat berpengaruh dalam diri individu ketika mempunyai hubungan sosial dalam masyarakat. Segala bentuk integrasi sosial yang kurang atau berlebihan akan mempengaruhi terhadap tindakan yang dilakukan oleh manusia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau