KOMPAS.com - Sebanyak 75 persen sekolah kejuruan atau vokasi di Indonesia masih dilaksanakan oleh pihak swasta.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Direktur Eksekutif Operasional Center of Strategic and International Studies (CSIS) Medelina K. Hendytio di acara diskusi bertajuk "Mendorong Visi Indonesia Emas 2045: Kolaborasi Pemerintah dan Sektor Swasta dalam Meningkatkan Pendidikan.
"Tujuh puluh lima persen sekolah kejuruan itu ternyata diselenggarakan juga oleh swasta," kata Medelina di Kantor Tanoto Foundation, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2024).
Baca juga: Tanoto Foundation Salurkan Beasiswa Teladan 2023, Beri Bantuan Pendidikan
Medelina menjelaskan, data ini didapatkan berdasarkan data-data yang dihimpun oleh CSIS, dan hasilnya menunjukkan 75 persen sekolah kejuruan diselenggarakan pihak swasta.
Menurut Medelina, pada sekolah menengah atas (SMA) jumlah penyelenggaranya masih sama rata antara pemerintah dan pihak swasta.
Namun, Medelina tidak memahami mengapa kebanyakan sekolah kejuruan justru diselenggarakan oleh pihak swasta.
"Menimbulkan pertanyaan besar, kenapa? padahal ini juga kepentingan pemerintah dan semuanya untuk mempersiapkan tenaga kerja, lulusan vokasional agar masuk ke pasar kerja dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, Medelina juga mengungkapkan beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh sekolah menengah antara lain masalah zonasi dan ketimpangan terhadap akses.
Baca juga: Beasiswa S2-S3 Gratis ke Australia, Ada Biaya Hidup Rp 375 Juta
Menurut Medelina, untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya reformasi utamanya dalam proses penerimaan siswa baru.
"Pendidikan menengah itu adalah tantangan link and match juga sudah banyak disinggung dan juga ketimpangan terhadap akses inu terutama untuk pendidikan menengah," jelas Medelina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.