Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor Universitas Pancasila: Jumlah Paten Indonesia Kalah dari Beberapa Negara ASEAN

Kompas.com - 23/08/2024, 18:31 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo menyoroti posisi Indonesia di ASEAN terkait dengan jumlah paten.

Ia mengatakan, sebagai negara terbesar di ASEAN, jumlah paten Indonesia masih kalah dengan beberapa negara tetangga.

Guna meningkatkan kualitas dan kuantitas paten di Indonesia, Universitas Pancasila bekerja sama dengan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menyelenggarakan Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten Batch 2 Tahun 2024 yang berlangsung pada 19-21 Agustus 2024 di Bogor. Pelatihan diikuti oleh 68 dosen dari seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Gelar Bedah Buku, Angkat Manfaat Albumin Ikan Gabus

"Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN, namun jumlah paten kita masih kalah dengan beberapa negara di ASEAN. Ini adalah tantangan bagi kita semua untuk meningkatkan tidak hanya kuantitas namun juga kualitas paten yang dihasilkan," ujar Prof. Marsudi.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Irfan Ihsani dalam kesempatan yang sama berharap, pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas paten di Indonesia.

"Diharapkan ilmu yang bermanfaat ini bisa disebarkan kepada rekan-rekan dosen di universitas masing-masing agar kita bisa bersama-sama meningkatkan kualitas dan kuantitas paten di Indonesia,” ujar Irfan.

Sementara itu, Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang diwakilkan oleh Muhammad Husni Thamrin menekankan pentingnya perubahan pola pikir dalam perolehan paten.

"Kita dapat mengubah pola pikir kita terkait dengan perolehan paten ini yang tidak hanya sebatas memenuhi angka kredit, tetapi ke depannya diharapkan bisa menghasilkan luaran paten yang terhilirisasi dan juga terkomersialisasi," jelasnya.

Baca juga: Komitmen Bantu Masyarakat Tidak Mampu, Untar Sediakan Banyak Beasiswa

Selama tiga hari pelatihan, para peserta menerima berbagai materi, termasuk Sistem Administrasi, Syarat, dan Tata Cara Permohonan Paten yang disampaikan oleh Dr. Nanik Astuti Rahman, ST., MT. Kemudian, Ria Dewi Andriani, S.Pt., M.Sc., MP, memberikan materi mengenai Penelusuran Informasi Paten untuk Mengetahui Patentabilitas Invensi.

Sementara itu, Ir. Ahdiar Romadhoni, MBA, menyampaikan Metode Penulisan Dokumen Spesifikasi Paten. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi Penulisan, Penyempurnaan, dan Finalisasi Deskripsi Paten yang dipandu oleh para fasilitator.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau