"Karena kita anggota PISA, bukan upaya plagiat," ujar Teuku saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/5/2014).
Pada naskah soal, lanjut dia, ada lima butir soal yang merupakan anchor item atau butir jangkar. Butir-butir itu adalah soal inti dari keseluruhan naskah soal.
Menurut Teuku, soal UN mengadaptasi soal PISA untuk kepentingan penyetaraan. Menurut dia, selama menjadi anggota PISA, Indonesia selalu menempati posisi tiga terbawah di antara negara lain.
"Kita ingin meningkatkan kemampuan siswa. Kita juga ingin kompetensi siswa setara dengan siswa PISA lain," kata Teuku.
Teuku mengatakan, soal PISA tersebut ditampilkan agar siswa terbiasa dengan soal yang bersifat aplikatif. Ihwal proses pembelajaran siswa yang tidak terbiasa dengan soal penalaran, dia menyebutkan bahwa guru juga bertanggung jawab. (Baca: Diduga Mencontek, Kompetensi Pembuat Soal Ujian Nasional Diragukan).
"Proses pembelajaran juga harus diimplementasikan oleh guru," ujarnya.
Baca juga: Jiplak Soal UN Matematika, Kemendikbud Bisa Dituntut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.