Indonesia Peringkat Ke-6 di Inggris

Kompas.com - 20/11/2014, 12:38 WIB
Latief

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Saat ini terdapat 166 perguruan tinggi di Inggris dengan 2,3 juta mahasiswa dan 181.000 staf. Dari jumlah itu, pelajar asal Indonesia di Inggris mencapai 1.665 mahasiswa.

"Angka itu naik 45 persen sejak 2009/2010 lalu," ujar Director of UK Higher Education International Unit Vivienne Stern pada presentasi pembuka Global Education Dialogues (GED): The East Asia Series 2014-2015, di Medan, Kamis (20/11/2014).

Stern menuturkan bahwa setiap tahun, 13 persen dari jumlah total itu terdiri dari mahasiswa internasional. Ia akui, kekuatan kerja sama dan kolaborasi internasional sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global di bidang pendidikan saat ini, tak terkecuali Inggris. Dia mengatakan, lebih dari setengah jumlah staf akademik (dosen) internasional di Inggris saat ini berasal dari luar negara itu.

"Menginternasionalisasi kerja sama pendidikan saat ini adalah keharusan bagi kami sehingga kami juga menyarankan para pelajar di Inggris untuk pergi menimba ilmu ke luar," ujar Stern.

"Indonesia menempati ranking keenam dalam kerja sama pendidikan antara Inggris dan negara-negara di Asia. Tercatat ada 365 kerja sama internasional untuk double degree antara perguruan tinggi Indonesia dan Inggris," ujarnya.

Untuk itulah, Stern menambahkan bahwa kekuatan kerja sama menjadi satu kebutuhan saat ini, mulai dari pertukaran program hingga penelitian. Dengan segala potensi yang ada, dia melanjutkan, Inggris saat ini sangat terbuka dalam kerja sama tersebut dengan Indonesia.

Tantangan besar

Sebelumnya, pada pembukaan dialog bertema "Kekuatan Konsorsium: Bagaimana Universitas Memecahkan Tantangan Besar Penelitian Global" itu, Deputi Direktur Direktorat Kelembagaan Dikti Dr Purwanto Subroto mengatakan bahwa banyak tantangan global saat ini tengah dihadapi oleh perguruan tinggi di Indonesia. Kebutuhan kolaborasi menjadi satu keharusan untuk bisa menghadapi tantangan tersebut, baik dengan perguruan tinggi di Indonesia sendiri maupun dengan perguruan tinggi internasional.

"Harus sudah ada kesadaran untuk membangun strategic networking. Konsep internasionalisasi dalam berbagai bentuknya, termasuk dalam pendidikan, dan bagaimana implementasinya menjadi satu arah yang penting saat ini," kata Purwanto.

Lewat inisiatif konsorsium tersebut, Purwanto melanjutkan, perguruan tinggi diharapkan bisa memecahkan tantangan besar penelitian global. Bersama-sama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, konsorsium ini harus menyambut semua inisiatif untuk memperkuat penelitian dan membantu membangun kerja sama pendidikan tinggi dengan negara-negara lain.

Sementara itu, Wakil Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Ningrum Natasya Sirait menambahkan bahwa konsorsium adalah fokus utama untuk mendorong kerja sama. Dia mengakui, semua negara di dunia kini benar-benar bersaing, tak terkecuali di sektor pendidikan.

"Saat ini, kami fokus pada pendekatan horizontal, bukan lagi vertikal. Semua (perguruan tinggi) punya kesempatan sama untuk bekerja sama dan memperoleh keuntungan dari yang namanya kolaborasi itu," ujar Ningrum.

Adapun Global Education Dialogues: The East Asia Series 2014-2015 digelar selama dua hari, sejak Kamis ini hingga Jumat (21/11/2014) di Medan, Sumatera Utara. Inisiatif tersebut diselenggarakan oleh British Council, bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia (Dikti), serta Forum Rektor untuk Kerjasama Internasional. Dialog dihadiri perwakilan pemerintah, perguruan tinggi, serta peneliti dan pakar pendidikan Indonesia, Inggris, dan ASEAN itu akan memberikan kesempatan membahas pendanaan penelitian dan isu-isu lainnya yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi proses pembuatan keputusan oleh susunan pemerintahan baru RI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau