Maaf... Dunia Maya Bikin Anda Lupa Etika?

Kompas.com - 27/05/2016, 18:11 WIB

KOMPAS.com - Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi saat ini berimbas pada mudahnya berkomunikasi sesama manusia di seluruh dunia. Di mana, kapan dan siapa saja bisa dengan mudah berhubungan langsung dan tidak langsung.

Pesan tiap orang kini bisa disampaikan secara sangat cepat, bahkan serentak. Hadirnya dunia maya, yaitu internet dan telepon selular, sebagai pemicunya.

Marshall McLuhan (1911-1980), pakar ilmu komunikasi, pada 1960-an pernah mengatakan bahwa kelak dunia akan seperti global village. Dunia dianalogikan akan menjadi sebuah desa yang besar, tetapi akan mudah saling berinteraksi dan berkomunikasi.

Kini, konsep McLuhan tersebut telah menjadi kenyataan. Teknologi komunikasi yang ada sekarang telah menggenapi dunia seolah menjadi kecil, ciut, spontan, benar-benar layaknya sebuah desa.

Semaunya

Di tengah massifnya pemakaian teknologi sebagai alat komunikasi kita tentu semakin sering membaca fenomena orang bisa "bicara semaunya" di dunia maya. Orang bisa bertindak semaunya dengan komentar kasar, caci maki, menyudutkan, bahkan menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).

Kemudahan berkomunikasi itulah penyebab spontanitas yang keluar begitu saja tanpa pikir panjang. Dunia maya memang telah menjelma menjadi sebuah "dunia baru" yang sangat bebas, tanpa sekat, nyaris tanpa kontrol, dan serba permisif.

Perilaku kurang sopan di dunia maya ini tentu menarik perhatian kita semua, mengapa kebebasan ini bisa menggeser etika? Era internet membawa dampak besar dalam tatanan kehidupan bermasyarakat dewasa ini.

Netiket, etiket, etika

Dalam buku Etiket dan Netiket karya Marulina Pane, dijelaskan makna netiket dan etiket sebagai bentuk sopan santun dalam pergaulan dan pekerjaan. Memang, zaman kini, netiket dan etiket sebaiknya dipelajari kembali, walaupun semua orang sudah tahu dan mengerti makna keduanya. Hanya, sejauh mana hal tersebut telah dipraktikkan dalam pergaulan yang semakin luas ini?

Ada baiknya kita, terutama yang "aktif" di dunia maya, mempelajari kembali garis-garis netiket dan etiket yang diharapkan dapat membentuk kembali sikap saling menghargai sesama pengguna dunia maya lainnya. Tidak mudah menyakiti, tidak menyinggung perasaan, tidak meremehkan, tidak merendahkan, tidak membangkitkan kemarahan orang lain, serta tidak mengungkit kekurangan orang lain dengan sengaja.

Kehadiran internet di era globalisasi ini pada akhirnya melahirkan netiket (netiquette). Netiket adalah bentuk etika saat berkomunikasi melalui internet.

Netiket pada dasarnya membentuk tata krama atau sopan santun yang sebaiknya dilakukan ketika berkomunikasi dengan orang lain agar hubungan tetap terjaga dengan baik. Dalam hal ini, hadirnya netiket memberikan batas-batas tertentu yang tidak boleh dilanggar agar tidak terjadi miskomunikasi.

Perlu diingat, dunia maya menembus berbagai negara dengan mudah. Artinya, tiap negara dan bangsa memiliki budaya dan istiadat berbeda. Perbedaan itulah yang harus diwaspadai.

Ya, bisa saja di satu negara hal tertentu dianggap tidak sopan, tetapi di negara lain dianggap sopan. Dengan dasar-dasar itulah, maka netiket perlu dipelajari.

Halaman:
Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau