Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengasah "Calon Peraih Nobel" dari Papua

Kompas.com - 08/10/2009, 08:17 WIB

Oleh Try Harijono dan Luki Aulia

KOMPAS.com - Berikanlah soal Matematika yang sulit. Terserah soal apa saja. Merlin Enjelin Rosalina Kogoya (9) dan Demira Jikwa (8) pasti bisa menjawabnya dengan benar dan sangat cepat. Padahal, keduanya bukanlah siswa sekolah favorit di kota besar atau di Jakarta.

Kedua anak tersebut adalah siswa kelas III sekolah dasar di Kabupaten Tolikara, daerah pedalaman di Provinsi Papua.

Tidak mudah menemukan kabupaten tersebut dalam peta. Maklum, kabupaten pemekaran. Tidak gampang pula untuk menjangkau kabupaten di daerah pegunungan Papua itu. Hanya pesawat kecil berkapasitas beberapa orang yang bisa menjangkau kabupaten itu. Itu pun jika cuaca memungkinkan.

Namun, berbagai keterbatasan alam tersebut tidak menghalangi Merlin dan Demira untuk piawai dalam Matematika. Kepiawaian mereka dalam Matematika dibuktikan di sebuah ruang pertemuan di Jayapura, awal September lalu.

Disaksikan para pejabat, tokoh masyarakat, dan aktivis lembaga swadaya masyarakat, atraksi kedua siswa tersebut membuat tercengang. Soal-soal untuk siswa kelas VI bisa dikerjakan dengan baik. Soal-soal penambahan, perkalian, perhitungan desimal, kuadrat, dan pitagoras bisa mereka selesaikan dengan sangat cepat.

”Kalau soal cerita, memang sedikit bingung,” kata Merlin, siswa kelas III SD Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Persekutuan Gereja-Gereja Kristen Injil di Papua.

Diuji di Jakarta

Tak cukup di Jayapura, pembuktian serupa dilakukan akhir September lalu di Jakarta. Selain Merlin, ada pula dua siswa kelas VI SD Negeri Tolikara, yakni Ali Kogoya dan Wemi Jikwa. Ketiganya menjalani simulasi ujian Matematika oleh Surya Institute. Mereka diberi 40 soal Matematika dengan waktu pengerjaan 120 menit.

Setelah ujian selesai dan hasilnya diperiksa Surya Institute dan Qindy Academy, Wemi mendapat nilai 6,75, sedangkan Ali dan Merlin sama-sama mendapat nilai 6,25.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Pakar: AI dan Coding Jangan Hanya Diajarkan di Sekolah Tertentu

Pakar: AI dan Coding Jangan Hanya Diajarkan di Sekolah Tertentu

Edu
UNESCO Siapkan Beasiswa Pertukaran Pelajar bagi Siswa SD-SMA Indonesia

UNESCO Siapkan Beasiswa Pertukaran Pelajar bagi Siswa SD-SMA Indonesia

Edu
PSW UGM Bagikan Tips bagi Orangtua Beri Pendidikan Seksual ke Anak

PSW UGM Bagikan Tips bagi Orangtua Beri Pendidikan Seksual ke Anak

Edu
Mendikdasmen: Tantangan Bangun SDM Berkualitas Harus Jadi Fokus Bersama

Mendikdasmen: Tantangan Bangun SDM Berkualitas Harus Jadi Fokus Bersama

Edu
Perpusnas Berbagi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di 'CDNLAO 2024'

Perpusnas Berbagi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di "CDNLAO 2024"

Edu
Prodi dan Syarat Daftar STMKG, Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS di BMKG

Prodi dan Syarat Daftar STMKG, Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS di BMKG

Edu
Lulusan SMK Disarankan Dapat Alternatif Kompetensi untuk Kerja di Luar Negeri

Lulusan SMK Disarankan Dapat Alternatif Kompetensi untuk Kerja di Luar Negeri

Edu
Riset ICAEW: Akuntan Masa Depan Wajib Kuasai 3 Kompetensi Ini

Riset ICAEW: Akuntan Masa Depan Wajib Kuasai 3 Kompetensi Ini

Edu
Ini 20 Universitas Negeri Terbaik di Asia Tenggara Versi AppliedHE 2025

Ini 20 Universitas Negeri Terbaik di Asia Tenggara Versi AppliedHE 2025

Edu
Jumlah Guru SMK di Indonesia Masih Kurang, Pemerataan Perlu Diperhatikan

Jumlah Guru SMK di Indonesia Masih Kurang, Pemerataan Perlu Diperhatikan

Edu
5 Jurusan Kedokteran Terbaik Indonesia Versi QS 2024, Cek Biaya Kuliahnya

5 Jurusan Kedokteran Terbaik Indonesia Versi QS 2024, Cek Biaya Kuliahnya

Edu
Mapel AI dan Coding bagi Siswa SD-SMP, Pakar UGM: Ajarkan dengan Metode Menyenangkan

Mapel AI dan Coding bagi Siswa SD-SMP, Pakar UGM: Ajarkan dengan Metode Menyenangkan

Edu
Benarkah Main Gawai Dapat Menurunkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini?

Benarkah Main Gawai Dapat Menurunkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini?

Edu
Perkuat Pendidikan Inklusi, Kipin Edutech Raih Penghargaan 'Temasek Foundation Education Challenge 2024'

Perkuat Pendidikan Inklusi, Kipin Edutech Raih Penghargaan "Temasek Foundation Education Challenge 2024"

Edu
Mendikdasmen dan Menag Upayakan Percepatan Pendidikan Profesi Guru

Mendikdasmen dan Menag Upayakan Percepatan Pendidikan Profesi Guru

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau