Mengapa Ada Patung Banteng di Halaman Bursa Efek Indonesia?

Kompas.com - 14/08/2017, 17:08 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

BANTENG wulung tampil mentereng di halaman Bursa Efek Indonesia, mulai Minggu (13/8/2017). Tak kurang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani pun terpesona.

"Bagus ya, warnanya hitam," kata Sri Mulyani seusai peresmian ikon baru ini, Minggu, seperti dikutip Tribunnews.com dalam artikelnya tentang peresmian patung ini.

Buat yang belum tahu, ikon baru Bursa Efek Indonesia ini diresmikan berbarengan dengan perayaan ulang tahun ke-40 pasar modal Indonesia itu, Minggu.

Sebelum banyak prasangka, ikon banteng buat bursa saham bukan hanya ada di Indonesia. Jauh-jauh hari, bursa ternama dunia sudah memakainya.

Sebut saja di antaranya adalah Wall Street alias New York Stock Exchange di Amerika Serikat dan Frankfurt Stock Exchange di Jerman.

Di Asia, ikon berupa patung banteng untuk pasar modal juga bisa ditemukan antara lain di area Bursa Hongkong, Bursa Hanoi di Vietnam, dan Bursa Bombay di India.

Di Shenzhen, China, ikon berupa banteng ini malah tak cuma satu. Di bursa tersebut ada patung kepala banteng dan patung banteng yang sedang beradu.

Jenis-jenis bantengnya boleh jadi beda-beda di setiap negara. Belum tentu lah ya ada banteng wulung di Jerman, misalnya.

Ikon dan harapan baik

Nah, mengapa banteng jadi populer buat ikon bursa efek atau pasar modal ini?

Orang-orang ekonomi mungkin memang suka iseng kalau bikin istilah dan simbol. Banteng adalah salah satunya. Istilah yang dipakai dalam perdagangan di lantai bursa pun mengenal kata “bullish”, yang berawal dari “bull” alias banteng dalam bahasa sono.

Lawan kata “bullish” dalam istilah bursa adalah “bearish”. Kata yang kedua itu merujuk pada “bear” alias beruang. “Bullish” merujuk pada kondisi pasar yang menanjak, sementara “bearish” untuk posisi yang sedang bertahan bahkan cenderung menurun.

Patung banteng (kanan) dan beruang di area Frankfurt Stock Exchange di Frankfurt, Jerman, sebagai simbol tren perdagangan bullish dan bearish.Wikipedia/GNU Free Documentation License (GFDL) and CreativeCommons (CC)/Eva Krocher Patung banteng (kanan) dan beruang di area Frankfurt Stock Exchange di Frankfurt, Jerman, sebagai simbol tren perdagangan bullish dan bearish.

Boleh lah ya kali ini dipas-pasin saja mengapa banteng jadi simbol prospek dan tren cerah perdagangan saham, sementara beruang jadi gambaran kondisi sebaliknya.

Atau, meminjam pernyataan Direktur Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio, banteng merupakan simbol pasar keuangan di dunia yang menggambarkan optimisme dan masa depan lebih baik. Tito berharap, kondisi pasar modal Indonesia juga akan mengikuti filosofi banteng dan patungnya ini.

Fosil kayu dan legenda banteng wulung

Berbeda dengan patung-patung banteng lain di bursa dunia yang berbahan logam atau semen, patung banteng wulung di Bursa Efek Indonesia menggunakan bahan fosil kayu. Seniman yang mewujudkannya berasal dari Bali.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau