BANTENG wulung tampil mentereng di halaman Bursa Efek Indonesia, mulai Minggu (13/8/2017). Tak kurang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani pun terpesona.
"Bagus ya, warnanya hitam," kata Sri Mulyani seusai peresmian ikon baru ini, Minggu, seperti dikutip Tribunnews.com dalam artikelnya tentang peresmian patung ini.
Buat yang belum tahu, ikon baru Bursa Efek Indonesia ini diresmikan berbarengan dengan perayaan ulang tahun ke-40 pasar modal Indonesia itu, Minggu.
Sebelum banyak prasangka, ikon banteng buat bursa saham bukan hanya ada di Indonesia. Jauh-jauh hari, bursa ternama dunia sudah memakainya.
Sebut saja di antaranya adalah Wall Street alias New York Stock Exchange di Amerika Serikat dan Frankfurt Stock Exchange di Jerman.
Di Asia, ikon berupa patung banteng untuk pasar modal juga bisa ditemukan antara lain di area Bursa Hongkong, Bursa Hanoi di Vietnam, dan Bursa Bombay di India.
Di Shenzhen, China, ikon berupa banteng ini malah tak cuma satu. Di bursa tersebut ada patung kepala banteng dan patung banteng yang sedang beradu.
Jenis-jenis bantengnya boleh jadi beda-beda di setiap negara. Belum tentu lah ya ada banteng wulung di Jerman, misalnya.
Ikon dan harapan baik
Nah, mengapa banteng jadi populer buat ikon bursa efek atau pasar modal ini?
Orang-orang ekonomi mungkin memang suka iseng kalau bikin istilah dan simbol. Banteng adalah salah satunya. Istilah yang dipakai dalam perdagangan di lantai bursa pun mengenal kata “bullish”, yang berawal dari “bull” alias banteng dalam bahasa sono.
Lawan kata “bullish” dalam istilah bursa adalah “bearish”. Kata yang kedua itu merujuk pada “bear” alias beruang. “Bullish” merujuk pada kondisi pasar yang menanjak, sementara “bearish” untuk posisi yang sedang bertahan bahkan cenderung menurun.
Atau, meminjam pernyataan Direktur Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio, banteng merupakan simbol pasar keuangan di dunia yang menggambarkan optimisme dan masa depan lebih baik. Tito berharap, kondisi pasar modal Indonesia juga akan mengikuti filosofi banteng dan patungnya ini.
Fosil kayu dan legenda banteng wulung
Berbeda dengan patung-patung banteng lain di bursa dunia yang berbahan logam atau semen, patung banteng wulung di Bursa Efek Indonesia menggunakan bahan fosil kayu. Seniman yang mewujudkannya berasal dari Bali.