BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Tanoto Foundation

Bukan Gaji, Ini yang Bikin Guru Indonesia Makin Berkompetensi!

Kompas.com - 11/12/2017, 14:25 WIB
Aningtias Jatmika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Meski sering kali mengeluhkan upah yang kurang layak, nyatanya kompetensi guru di Indonesia tak melulu bergantung pada upah yang mereka diterima.

Merujuk penelitian World Bank pada 2015, upah tinggi memang akan meminimalisir keinginan guru untuk mencari penghasilan tambahan serta mengurangi tingkat stres akibat masalah finansial.

Namun, upah tinggi tak serta-merta membuat mereka mengajar dengan lebih baik. Motivasi dan pengetahuan yang mendalam-lah yang dianggap mendongkrak kualitas guru tersebut.

Temuan World Bank ini tertulis dalam laporan “Katalisasi Penghidupan Produktif: Panduan intervensi pendidikan melalui jalur akselerasi untuk skala besar dan dampak maksimal” yang disusun atas kerja sama Asia Philantrophy Aircle (APC), perusahaan konsultan McKinsey & Company, serta penasihat strategi AlphaBeta.

Tak dapat dibantah bahwa guru yang berkualitas akan menghasilkan murid yang unggul. Penelitian World Bank di Indonesia (2012) lainnya menemukan bahwa skor evaluasi guru yang lebih tinggi 10 persen dapat menghasilkan skor siswa yang lebih tinggi 1,7 persen pada evaluasi post-test.

(Baca: 72 Tahun Merdeka, Apa Kabar Pendidikan Indonesia?)

Berbagai temuan ini seakan menguatkan bahwa peningkatan kompetensi guru memang harus terus dikembangkan.

“Kalau tenaga pendidik belum siap, itu tidak akan mengubah dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” ujar Belinda Tanoto, anggota APC sekaligus Dewan Pembina Tanoto Foundation, saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (5/12/2017) di Hotel Kempinski Jakarta saat peluncuran buku panduan tersebut.

Langkah nyata untuk guru

Dipaparkan Belinda, dari hasil laporan yang melibatkan lebih dari 80 ahli dan organisasi, hasil survei dari 49 organisasi filantropi, serta 1.000 siswa dan 10 perusahaan ini, peningkatan kompetensi guru bisa dilakukan dengan sejumlah rekomendasi program, yakni Guru Juara, #BerandaIlmuGuru, dan menggiatkan forum mentoring guru.

Guru Juara menawarkan program mentoring yang dilakukan oleh para pimpinan dan manajer dari perusahaan terkemuka, program magang pada perusahaan teratas saat liburan sekolah, serta forum alumni yang bisa memperkuat jaringan antar-guru.

Harapannya, para guru tetap mempertahankan kariernya sebagai pengajar, sementara juga tetap menjalin hubungan dan merasakan pengalaman di sektor swasta.

Adapun program #BerandaIlmuGuru merupakan inisiatif yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan beranda belajar yang interaktif gun memperkaya pelatihan bagi pengajar.

(Baca: Kala Belajar Peta Buta Tak Lagi Bikin Pening…)

Nah, lewat program ini, guru bisa mengakses tips pembelajaran harian yang disampaikan lewat pesan singkat atau pelatihan melalui konferensi video, chat room, atau email oleh para mentor.

Sementara itu, forum mentoring guru bertujuan untuk memperkuat Kelompok Kerja Guru (KKG) yang telah ada. Misalnya dengan membuat database yang berisikan kegiatan yang pernah dicoba dan hasilnya, membentuk KKG di daerah-daerah yang gugusnya belum aktif, menyusun buku panduan standar bagi guru, serta memberikan pelatihan kepada pimpinan kelompok kerja tersebut.

Belinda Tanoto (kiri) beserta Phillia Wibowo dari McKinsey & Company (dua dari kiri) dan Victor R. Hartono selaku Ketua APC Cabang Indonesia dan Presiden Direktur Djarum Foundation (dua dari kanan), memaparkan temuan mereka dalam laporan ?Katalisasi Penghidupan Produktif: Panduan intervensi pendidikan melalui jalur akselerasi untuk skala besar dan dampak maksimal? di Hotel Kempinski Jakarta, Selasa (5/12/2017)Aningtias Jatmika Belinda Tanoto (kiri) beserta Phillia Wibowo dari McKinsey & Company (dua dari kiri) dan Victor R. Hartono selaku Ketua APC Cabang Indonesia dan Presiden Direktur Djarum Foundation (dua dari kanan), memaparkan temuan mereka dalam laporan ?Katalisasi Penghidupan Produktif: Panduan intervensi pendidikan melalui jalur akselerasi untuk skala besar dan dampak maksimal? di Hotel Kempinski Jakarta, Selasa (5/12/2017)

Dalam laporan “Giving Guide” ini, peningkatan kualitas guru menjadi salah satu dari empat bidang yang direkomendasikan untuk para pegiat filantropi yang tertarik berkontribusi untuk pendidikan di Indonesia.

Fokus lainnya adalah kepemimpinan guru dan tata kelola sekolah, pendidikan kejuruan, serta pendidikan dan pengembangan anak usia dini.

APC menyadari dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak agar langkah ini terwujud dan pendidikan Indonesia menghasilkan bibit-bibit unggul yang siap bersaing di kancah internasional.

“Kami berharap akan lebih banyak lagi kolaborasi yang memberikan dampak yang baik dan besar untuk sistem pendidikan di Indonesia, dan kami siap mendukung pegiat filantropi untuk mewujudkan itu,” kata Belinda.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com