Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2018, 23:35 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - “Bila sekolah ingin bermutu, kuncinya ada di proses pembelajaran di dalam dan luar kelas. Guru harus memenuhi standar proses untuk mencapai standar isi (kurikulum),” demikian disampaikan Purwadi Sutanto, Direktur Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud saat memberikan pengarahan para kepala sekolah SMA peserta bimbingan teknis review proposal sekolah calon penerima bantuan sanitasi lingkungan sekolah 2018.

Purwadi mengatakan bahwa selain dua standar nasional pendidikan tersebut, standar evaluasi dan standar tenaga pendidik dan kependidikan sangat erat terkait untuk peningkatan mutu sekolah.

1. Soal HOTS format penilaian yang sesuai

 

“K-13 (kurikulum 2013) kita merupakan kurikulum pembelajaran abad-21 di mana kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi menjadi keterampilan mutlak yang harus dimiliki siswa, evaluasi pembelajarannya juga harus menyesuaikan," jelas Purwadi seperti dilansir dari laman Direktorat Pembinaan SMA .

Ia menambahkan, soal-soal HOTs (high order thinking skills) saat ini adalah format penilaian yang paling sesuai. Oleh sebab itu, guru harus mengembangkan diri menguasai keterampilan menyusun soal-soal yang mensyaratkan kemampuan siswa untuk memiliki empat keterampilan tersebut.

Baca juga: Lombok Bangkit, Relawan dan Kemendikbud Bangun Posko Psikoedukasi

“Peran kepala sekolah di sini adalah melakukan supervisi. Saya berpesan agar kepala sekolah peserta di sini aktif melakukan pembinaan kepada para guru di sekolahnya, utamanya melakukan supervisi selama kegiatan belajar-mengajar di kelas, bukan supervisi terhadap RPP saja,” tambah Purwadi.

2. Budaya sekolah sehat sanitasi

Sementara itu, Harizal, Kepala Subdit Kelembagaan dan Sarana Prasarana Direktorat Pembinaan SMA mengatakan bahwa pemenuhan sanitasi sekolah yang memenuhi persyaratan dan kriteria dalam Permendiknas No. 24/2007 diarahkan pada ketersediaan air bersih, tempat cuci tangan, dan toilet siswa yang memadai.

Menurut beliau, tujuan bimbingan teknis sanitasi lingkungan sekolah ini adalah untuk mendukung tercapainya keunggulan dan prestasi siswa melalui penciptaan kondisi lingkungan sekolah yang sehat, bersih, dan nyaman.

Harizal melanjutkan bahwa saat ini Direktorat Pembinaan SMA sedang melakukan dua pendekatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sanitasi sekolah, yaitu dengan membangun budaya sekolah sehat melalui desiminasi dan sosialisasi pedoman penguatan budaya sekolah sehat, dan kedua dengan menyusun pedoman sanitasi sekolah.

3. Pengembangan budaya dan pedoman sanitasi

Direktorat Pembinaan SMA mengundang 200 kepala sekolah dari 34 provinsi untuk mengikuti bimbingan teknis review proposal sekolah calon penerima bantuan pemerintah sanitasi lingkungan sekolah ini.

Beberapa materi yang disampaikan dalam kegiatan selama 4 hari ini (06-09 September 2018) di Tangerang, antara lain pedoman pengembangan budaya sekolah, pedoman sanitasi, pedoman renovasi sanitasi sekolah, program adiwiyata, program kantin sehat, dan program ramah anak.

Diharapkan setelah mengikuti acara ini para kepala sekolah meningkat pengetahuannya terkait budaya bersih dan sehat, dan juga prasarana sanitasi sekolah. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com