Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jejak Kirana Nusantara", dari Sumpah Gajah Mada Sampai Zaman Hoaks

Kompas.com - 25/09/2018, 15:23 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Gajah Mada mengucapkan sumpahnya untuk menyatukan Nusantara. Selanjutnya, perlahan-lahan, bangsa-bangsa asing silih berganti datang untuk berdagang, mulai Laksamana Cheng Ho sampai orang-orang Eropa.

Wajah Nusantara terus berubah dalam banyak kisahnya. Belanda yang datang dan kemudian menjajah, kemudian lahir Sumpah Pemuda, lalu datang pula Jepang untuk ikut menjajah, dan dimulailah pergerakan kemerdekaan, sampai akhirnya lahir era pembangunan dan masa kini.

Gambaran tentang perjalanan Indonesia itulah yang pada Selasa (25/9/2018) malam ini akan dipentaskan secara kolosal berbentuk drama, tari, dan musik di Marina Convention Center Semarang.

Pentas bertema Jejak Kirana Nusantara di Semarang itu menjadi kegiatan Nation Building 2018, yakni program pembekalan soft skills untuk para penerima Djarum Beasiswa Plus yang digelar oleh Djarum Foundation.

Tahun ini Nation Building diikuti Beswan Djarum 2017/2018 jumlahnya mencapai 500 mahasiswa dari 90 perguruan tinggi di 34 provinsi. Selama lima hari, pada 21 – 25 September 2018, mereka mengikuti rangkaian acara di Kudus dan Semarang.

"Salah satu fondasi penting dari kualitas yang diharapkan dari para lulusan perguruan tinggi adalah rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat sehingga kami berusaha konsisten menggelar program Nation Building ini untuk menguatkan pemahaman makna dan hakekat kebangsaan mereka," kata Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad dalam keterangan tertulis.

Primadi mengatakan, wawasan kebangsaan sangat penting sebagai modal kepercayaan diri dan rasa hormat mahasiswa untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

"Dan kami ingin mereka punya rasa persatuan dan kebanggaan sebagai anak Indonesia dalam mewujudkan cita-cita menjadikan bangsa ini sebagai bangsa besar yang bermartabat," tambah Primadi. 

Gambaran tentang perjalanan Indonesia dipentaskan secara kolosal berbentuk drama, tari, dan musik di Marina Convention Center Semarang, Selasa (25/9/2018) malam. Pentas bertema Jejak Kirana Nusantara ini menjadi kegiatan Nation Building 2018, yakni program pembekalan soft skills untuk para penerima Djarum Beasiswa Plus yang digelar oleh Djarum Foundation.Dok Beswan Djarum Plus Gambaran tentang perjalanan Indonesia dipentaskan secara kolosal berbentuk drama, tari, dan musik di Marina Convention Center Semarang, Selasa (25/9/2018) malam. Pentas bertema Jejak Kirana Nusantara ini menjadi kegiatan Nation Building 2018, yakni program pembekalan soft skills untuk para penerima Djarum Beasiswa Plus yang digelar oleh Djarum Foundation.
Sebagai penutup rangkaian pelatihan soft skills yang diberikan selama setahun ini, lanjut dia, para mahasiswa juga mengikuti diskusi kebangsaan, kunjungan kebudayaan, hingga pementasan drama malam nanti.

Dapun diskusi interaktif kebangsaan bertemakan Pancasila Bagi Generasi Muda dihadiri pakar Hukum Tata Negara dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD, pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institut, Inayah Wulandari Wahid, serta aktor film Reza Rahardian, dan alumni Beswan Djarum 2014/2015, Sarjoko.

"Mereka hadir untuk memberi inspirasi kepada mahasiswa dalam menyikapi perang informasi di media sosial. Diskusi ini untuk menghidupkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan banyaknya hoax di media sosial," ujar Primadi.

Adapun Djarum Beasiswa Plus adalah program beasiswa yang dilengkapi pelatihan keterampilan lunak (soft skills) dan sudah memasuki usia 34 tahun. Dirintis sejak 1984, program ini sudah memberikan beasiswa kepada 10.825 mahasiswa di lebih dari 121 perguruan tinggi di 34 provinsi di Indonesia.

Untuk mendapatkan program ini mahasiswa harus melawati berbagai tahapan seleksi. Syarat utamanya adalah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,00 pada akhir semester IV, mengikuti serangkaian tes yang meliputi: seleksi administrasi, tes tulis, uji kineja berkelompok, serta wawancara.

"Yang tidak kalah penting itu mereka tak cuma punya prestasi akademis, tapi juga harus aktif berorganisasi," tutup Primadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com