KILAS

Diklat Pusat Keunggulan Targetkan Latih Guru dan Teknisi dari 184 SMK

Kompas.com - 16/10/2018, 08:43 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Center of Excellence ( CoE) atau Pusat Keunggulan bidang listrik, otomasi, dan energi terbarukan akan melatih sejumlah guru dan teknisi dari 184 SMK dari tahun 2018 - 2022.

Pelatihan itu sebagai tindak lanjut kerja sama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Schneider Electric, Kementerian Pendidikan Perancis, dan Schneider Electric Foundation.

Pendidikan dan pelatihan (diklat) diselenggarakan di Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bidang Mesin dan Teknik Industri (BMTI), Cimahi, Bandung.

Pendamping tenaga ahli CoE, Ahmad Dahlan mengatakan, pada 2018 ini PPPPTK BMTI akan melatih sejumlah 80 orang guru dan 40 orang teknisi dari 40 SMK. Jadi kami memanggil 2 orang guru dan 1 orang teknisi dari setiap SMK.

BACA JUGAMenuju Indonesia Emas 2045, Kemendikbud Latih Guru Daerah Terpencil

“Di tahun 2019 - 2022, kami akan melatih 72 orang guru dan 36 orang teknisi dari 36 SMK per tahun. Sehingga akhirnya akan tercapai sejumlah 368 orang guru dan 184 orang teknisi dari 184 SMK yang telah mengikuti diklat hingga tahun 2022,” kata Ahmad Dahlan dalam keterangan pers yang Kompas.com terima, Senin (1/10/2018).

Lebih lanjut, Ahmad mengatakan, program diklat itu terdiri dari 2 tahap, yaitu IN dan ON. Tahap IN berarti pembelajaran bagi guru dan teknisi berlangsung selama 6 minggu atau setara 300 jam bagi diklat guru, dan 2 minggu atau setara 100 jam bagi diklat teknisi.

Adapun tahap ON dilakukan setelah tahap IN berakhir. Pada tahap ini guru dan teknisi kembali ke SMK masing-masing.

Di fase ON ini, mereka akan melakukan berbagai persiapan. Di antaranya adalah memasang, mengoperasikan, memelihara peralatan di laboratorium bidang listrik, otomasi, dan energi terbarukan (set up peralatan).

Para guru dan teknisi juga melakukan pengimbasan kepada guru lain sesuai dengan bidangnya, menyiapkan bahan ajar untuk siswa, serta melatihnya dengan peralatan dan kurikulum sama dengan yang diperoleh di Pusat Keunggulan.

BACA JUGAProgram Kemitraan GTK Jadi "Kunci" Pemerataan Mutu Pendidikan

Pada tahap ON ini instruktur CoE akan mendampingi guru dan teknisi ke sekolah.

“Tenaga pengajar berasal dari tenaga lokal dan tenaga ahli dari Perancis yang ditugaskan oleh Pemerintah Perancis bekerjasama dengan Schneider Electric, sedangkan kurikulum diklat yang diterapkan mengacu pada kurikulum SMK dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang diperkaya dengan standar industri dari Schneider Electric.” jelas Ahmad Dahlan.

Sebagai informasi, saat ini, program diklat CoE tahap IN bagi guru-guru listrik angkatan pertama sedang berjalan di PPPPTK BMTI. Dimulai dari tanggal 12 September hingga berakhir 25 Oktober 2018,  dengan peserta sejumlah 16 orang yang berasal dari 8 SMK.

Dari situ, peserta diklat program CoE ini diharapkan mampu menganalisis kebutuhan peralatan praktek, lalu media dan sumber pembelajaran yang diperlukan sesuai kurikulum dalam program revitalisasi SMK.

Halaman:



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau