KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan penghargaan kepada 129 penulis, Jumat (19/10/2018), di Jakarta. Para penulis tersebut telah menghasilkan 140 karya tulis yang kaya akan nuansa lokal dan keanekaragaman tema seperti arsitektur, kuliner, tokoh, lanskap perubahan perdesaan dan perkotaan, bahasa, dan cerita tentang anak Indonesia.
Hal yang paling dikagumi, kata Mendikbud, para penulis juga cakap dalam bicara di depan forum. Kemampuan menulis dan berbicara di depan forum, menurut Mendikbud, hanya dimiliki oleh orang dengan kecerdasan yang luar biasa.
“Kemampuan menulis dan berbicara ini harus dimulai dari pendampingan di keluarga. Dari keluarga bisa ditanamkan tradisi untuk membiasakan membaca dan menulis, dan memupuk keberanian berbicara di depan forum,” tutur Mendikbud dilansir dari laman resmi Kemendikbud.
Baca juga: Dukung Peneliti Muda, Kemendikbud Luncurkan Buku Meneliti Itu Seru
Pada tahun 2017 gerakan membaca pada mulanya hanya berlaku di sekolah, kemudian mulai menggeliat pada keluarga dan masyarakat.
“Literasi tidak hanya dipahami sebagai kemahiran membaca dan menulis, tapi lebih jauh lagi literasi harus dipahami tentang bagaimana kita mampu memanfaatkan hasil bacaan itu sebagai kecakapan hidup dan untuk kehidupan ke depan yang lebih baik," kata Muhadjir.
Ia menambahkan, tidak hanya literasi baca yang ingin kita capai, namun juga ingin mendukung kualitas karakter dan kompetensi individu masyarakat yang lebih baik. "Oleh karena itu, enam literasi dasar baca-tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewarganegaraan harus kita kuasai,” jelas Mendikbud.
Dengan hasil karya tulis yang dihasilkan para penulis, terang Mendikbud, dapat membuka wawasan anak bangsa, dan membawa masa depan Indonesia lebih cemerlang.
Pada kesempatan ini, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar, menjelaskan bahwa penghargaan tersebut diberikan setelah melalui proses sayembara terbuka yang dimulai sejak bulan Januari 2018.
“Kebahagian kita bertemu dengan para penulis hebat. Mereka telah melewati tahap penjurian. Dari 1.135 karya yang terkumpul hingga terpilih 140 karya,” terang Dadang.
Hingga akhir tahun 2018 total buku yang disediakan Badan Bahasa untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN), khususnya untuk literasi baca-tulis sebanyak 502 buku. “ Rencananya, pada tahun 2019 nanti, buku-buku tersebut akan dicetak dalam jumlah yang sesuai dengan anggaran yang tersedia, dibuat buku digital, dan alihwahana sejumlah buku terpilih,” jelas Dadang.
“Dengan adanya pertemuan penulis ini dapat memberikan ruang bagi penulis dalam memperbaiki karyanya setelah melewati proses penilaian oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud dari segi konten, bahasa, grafika, dan penyajian. Nantinya karya mereka dapat digunakan sebagai media bagi pengajar atau pegiat literasi untuk menebarkan semangat literasi di Indonesia,” harap Dadang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.