Sekolah di Jateng Bikin Aplikasi Antihoax untuk Ponsel dan Laptop

Kompas.com - 13/11/2018, 16:50 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fauzan A Mahanani (43) bersama kedua binaannya, Risa Nurhaeni (18) dan Didik Maulana Ardiansyah (19) membuat suatu aplikasi untuk memerangi tersebarnya berita bohong atau hoaks.

Tim Antihoax ini berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Beredarnya pemberitaan tanpa adanya sumber yang jelas ini memang banyak dikonsumsi masyarakat, terutama penyebarannya yang masif di media sosial.

"Karena maraknya berita beredar yang kebenarannya sering kali meragukan dan rawan menjadi pemicu keresahan di masyarakat, dan bisa memecah belah persatuan bangsa," ujar Fauzan saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (13/11/2018).

Oleh karena itu, menurut Fauzan, butuh sarana untuk mengonfirmasi atau mengklarifikasi kebenaran berita tersebut dari pihak-pihak yang terkait.

Kemudian, pada 2016 mereka berinisiatif membuat aplikasi Antihoax yang berguna untuk meminimalisasi penyebaran hoaks.

Baca juga: Kepala Badan Bahasa Sebut Literasi Cara Ampuh Tangkal Hoaks

Awalnya, pembuatan aplikasi ini adalah tugas mata pelajaran Pemrograman Perangkat Bergerak yang selanjutnya dikembangkan dan didaftarkan pada suatu kompetisi.

"Aplikasi ini dibuat oleh siswa SMKN 1 Bawang, Banjarnegara di kompetisi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak," ujar Fauzan, yang juga guru dalam mata pelajaran tersebut.

Setelah setahun tahap pengembangan aplikasi Antihoax, tim beranggotakan tiga orang ini akhirnya merilis aplikasi itu pada April 2017.

"Bisa dipakai di ponsel Android, dan dibuka di browser pada laptop," ujar Fauzan.

Sementara, aplikasi Antihoax juga dibubuhkan beberapa fitur aplikasi, seperti Baca Berita Hoaks, Laporkan Berita Hoaks, Diskusi Berita, dan Penilaian Berita.

Pemakaian aplikasi

Fauzan juga mengungkapkan cara-cara pemakaian aplikasi Antihoax. Pertama, pengguna diminta mengirimkan link atau tautan berita yang diragukan kebenarannya.

Selanjutnya, tunggu konfirmasi dari admin, apakah admin menyetujui atau tidak.

Setelah muncul konfirmasi, admin akan meneruskan ke pihak yang terkait dengan pemberitaan hoaks tersebut. Lalu, menunggu klarifikasi dari pihak yang terkait.

Terakhir, pengguna lain juga bisa memberi penilaian positif atau negatif terhadap berita tersebut.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau