LPDP Harus "Tekan" Kampus-kampus di Belanda...

Kompas.com - 20/11/2018, 08:00 WIB
M Latief

Penulis

DEN HAAG, KOMPAS.com - Presiden Direktur LPDP Rionald Silaban memastikan bahwa pihak Belanda tahu bahwa LPDP adalah institusi utama bagi dunia pendidikan di negara itu. Rio mengibaratkan, Indonesia adalah klien utama mereka.

Demikian hal itu disampaikan usai diskusi antara LPDP dengan 15 perguruan tinggi Belanda di kantor Nuffic di Den Haag, Senin (29/11/2018). Untuk itulah, dalam pertemuan tersebut Rio menyampaikan beberapa hal yang perlu dilakukan perguruan tinggi Belanda terkait apa yang sudah LPDP.

"Intinya, harus sesuai dengan value for money, karena kita mengalirkan rupiah kita ke negara ini. Kita minta perguruan tinggi Belanda memperhatikan kebutuhan mahasiswa kita, contohnya housing, bimbingan supervisor, equal treatment dan perlunya kejelasan biaya studi atau tuition fee. Pokoknya, kepentingan terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa kita di Belanda," ujar Rio.

Menurut dia, perlakuan masing-masing perguruan tinggi tidak sama terhadap mahasiswa yang tengah menuntut gelar doktoral atau PhD. Hal itu terkait erat dengan tipe mahasiswanya, yang pertama mahasiswa sedang menjalankan proyek profesornya, dan kedua mahasiswa PhD yang belajar karena proposalnya.

"Nah, biasanya yang mendapat prioritas itu adalah mahasiswa yang proyeknya diinisiasi profesornya. Itu yang kami sampaikan ke mereka (perguruan tinggi Belanda). Mahasiswa kita merasakan ada keterlambatan dan itu bikin studi mereka jadi lebih lama," kata Rio.

Hal kedua, menurut Rio, terkait masalah kepindahan profesor ke perguruan tinggi atau negara lain. Rio menjelaskan, banyak profesor di universitas itu berstatus kontrak, kecuali profesor top level.

"Banyak profesor dapat kontrak 3 sampai 5 tahun. Nah, kalau si profesornya pindah, itu yang bikin repot mahasiswa kita," ujarnya. 

Hal lain yang juga menjadi perhatian Rio adalah persoalan housing atau indekos para mahasiswa Indonesia. Hal itu pulalah yang langsung mendapat komentar dari mahasiswa PhD Indonesia di Belanda.

Hadi Rahmat Purnama, mahasiswa Hukum Internasional di Vrije Universiteit Amsterdam (VU) ini mengakui bahwa housing adalah masalah pelik meski dirinya sudah lebih dari dua tahun menempuh studi di Belanda.

"Seharusnya kampus di Belanda, terutama termasuk kami yang kuliah di VU, urusan indekos itu tidak susah, sebab kita (pihak Indonesia) kan bayar ke mereka, lho malah kita yang cari sendiri. Di VU kita tidak dapat fasilitas housing yang sesuai dengan masa studi kita. Cuma dapat satu tahun, setelah setahun kita harus cari sendiri," papar Hadi.

Hadi melanjutkan, kondisi tersebut berbeda dengan mahasiswa di Leiden. Dia mengakui, tiap perguruan tinggi di tiap kota memang punya aturan berbeda. 

"Di Leiden itu kalau mereka kuliah empat tahun, mereka dapat housing juga empat tahun. Untuk itu, LPDP harusnya bisa melakukan push ke kampus soal housing ini. Dalam dua tahun saya pindah tinggal lima kali itu kan tidak bagus," kata Hadi.

Sebelumnya, Presiden Direktur LPDP Rionald Silaban mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan pembagian persentase beasiswa bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan studi di luar negeri, terutama anggapan mengenai sedikitnya kuota untuk program beasiswa reguler dibandingkan afirmasi.

Baca: "Jangan Khawatir, Dana Beasiswa LPDP Tahun Ini Rp 46 Triliun!"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau