Kepustakaan Populer Gramedia Raih Nominasi "London Book Fair 2019"

Kompas.com - 26/02/2019, 14:22 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Melalui laman resminya, London Book Fair (LBF) merilis nominasi penerima penghargaan untuk 17 kategori kepada wakil duta penerbit terbaik, penerbitan inovatif, dan penerbit inovatif di industri buku (14/2/2019). 

Sejak 2014, LBF bekerja sama dengan Publishers Association (PA) telah memilih penerbit dari 26 negara masuk dalam nominasi (short list). Termasuk di dalamnya penerbit dari Indonesia, antara lain Yayasan Lontar, Educa Studio, dan Mizan.

Kelompok Penerbit Gramedia menempatkan satu wakilnya, Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) untuk kategori "The Market Focus Indonesia Children's Young Adult and Education Award".

Baca juga: Perayaan Bangkitnya Literasi Baca Indonesia

Tahun 2018 lalu,penghargaan untuk kategori ini dimenangkan penerbit Lithuania, Alma Littera. Pengumuman pemenang dan pemberian penghargaan akan diadakan pada 12 Maret 2019 di antara rangkaian acara London Book Fair tahun ini, yang diselenggarakan pada 12-14 Maret 2019.

Dalam edaran pers, Jacks Thomas, Direktur London Book Fair menyatakan keragaman negara yang menjadi nominasi menggarisbawahi betapa industri perbukuan dunia masih kuat dan tetap kuat.

Beragamnya negara masuk nominasi memperlihatkan keragaman talenta dalam industri perbukuan saat ini, tambahnya.

Ekosistem kreatif buku anak

Menanggapi kabar menggembirakan ini, Manajer Redaksi dan Produksi KPG, Pax Benedanto menyatakan rasa syukur, meski baginya kemenangan bukanlah yang utama. "Semoga karya yang dibuat dan keluar dari hati ini bisa berguna. Itu yang terpenting," tutur Pax.

Hal senada disampaikan Christina M. Udiani, Pemimpin Redaksi KPG saat dihubungi Kompas.com (26/2/2019). "Senang mendengar berita ini, semoga ini langkah awal penerbitan buku  Indonesia juga bisa menjadi satu di antara bidang kreatif yang memberi warna industri ini di tingkat global," ujarnya.

Christina menambahkan, "Kami mencoba mengembangkan suatu ekosistem kreatif yang kuat untuk buku. Konten buku tidak hanya dinikmati dalam bentuk cetak, tetapi juga audio dan visual. Transmedia."

"Dengan demikian, bukan hanya minat baca, tetapi juga literasi digital anak bisa menjadi lebih baik. Dalam hal bisnis, model pengembangan ekosistem ini barangkali bisa menjadi langkah kecil yang melegakan ketika industri media cetak mulai mundur ke belakang," lanjutnya.

Ttitik bangkit literasi baca 

Pameran buku internasional dianggap sebagai salah satu pemicu optimisme dunia literasi Indonesia. Hal ini disampaikan Suwandi S. Brata, Publishing and Education Director PT. Gramedia Asri Media dalam sambutan acara "Gramedia Reading Community Competition (GRCC)" 2018 (28/9/2018).

"Titik balik terjadi di tahun 2015, saat Indonesia menjadi Guest of Honour di Frankrut Book Fair. Terjadi lonjakan luar biasa dalam pertumbuhan jumlah judul buku yang terbit dari 44 ribu menjadi 57 ribu judul," jelas Suwandi.

Suwandi menyampaikan, optimisme ini ditandai mulai awal tahun 2018 dimana penjualan buku mengalami pantulan kenaikan luar biasa hingga mencapai besaran kenaikan 12,23%.

"Data ini mengubah situasi yang awalnya galau menjadi optimisme luar luar biasa. Kita berharap optimisme ini dapat terus terjaga mengingat di bulan Maret 2019, Indonesia berkesempatan ambil bagian dalam London Book Fair dan menjadi Market Book Focus di ajang tersebut," harap Suwandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau