KOMPAS.com - Dalam rangkaian peringatan dies natalis ke-60, Universitas Tarumanagara (Untar) menggelar kuliah umum dengan menghadirkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sebagai pembicara utama di Auditorium Kampus Untar, Jakarta (11/3/2019).
Dalam paparannya, Menteri Perdagangan mengangkat tema "Menumbuhkan Semangat Entrepreneurial Mahasiswa untuk Menyambut Perubahan Perdagangan."
"Kehadiran Menteri Perdagangan di Untar dalam rangka memberikan wawasan terkait bagaimana entrepreneurship di era perdagangan bebas dan revolusi industri 4.0 agar dipahami sivitas akademika Untar," ujar Rektor Untar Prof Agustinus Purna Irawan.
Ia berharap mahasiswa memperoleh bekal yang baik untuk ikut berkontribusi nyata dalam menyukseskan pembangunan nasional, khususnya bidang perdagangan dan perindustrian.
Dalam paparannya Menteri Enggartiasto menyampaikan potensi besar Indonesia di masa mendatang. Diperkirakan tahun 2030-2040 populasi Indonesia akan memiliki 300 juta jiwa di mana 68 persen merupakan usia produktif.
Baca juga: Lulus Kuliah Enggak Mau Nganggur, Keterampilan Jadi Kunci!
Lebih jauh ia menyampaikan tahun 2050 Indonesia diprediksi akan menempati posisi ke-3 Asia dan ke-4 di dunia sebagai negara dengan ekonomi terbesar dunia.
Di sisi lain, Mendag mengatakan Indonesia masih menempati posisi ke-94 indeks ekosistem entrepreneur di Asia dari 137 negara.
Beberapa penyebab masih rendahnya indeks entreprenuership di Indonesia antara lain:
Karenanya ia mendorong peran pendidikan tinggi dalam mengembangkan kewirausahaan melalui 4C yakni; center (universitas sebagai pusat pembelajaran), coach (pusat pelatihan, mentor tidak hanya dosen atau pengajaran), creative (tempat tumbuhnya kreatifitas dan inovasi) serta collaborative and cooperative (kolaborasi dan kerja sama).
"Tanamkanlah sifat dan karakter entrepreneurship dan jadilah entreprenuer apapun jenis pekerjaan Anda, di manapun dan kapanpun Anda berada," pesan Mendag kepada para mahasiswa Untar di akhir paparan.
Hal senada disampaikan Prof Agustinus di sela-sela acara kepada Kompas.com agar Untar dalam dies natalis ke-60 ini terus membangun keunggulan.
"Tantangan ke dalam bagaimana membangun sumber daya dosen dan sumber daya pembelajaran mempersiapkan tantangan revolusi industri 4.0. Tantangan eksternal bagaimana Untar mempersiapkan diri dalam persaingan antar perguruan tinggi dan termasuk rencana masuknya perguruan tinggi luar ke Indonesia," jelas Prof Agustinus.
Tantangan lain, tambahnya, bagaimana menyiapkan lulusan SDM yang siap baik di dunia industri maupun dunia profesi.
"Hal ini memerlukan pembenahan lengkap mulai dari dosen, pembelajaran, kurikulum dan juga membangun jejaring, baik jejaring antar perguruan tinggi dalam dan luar negeri, pemerintah dan industri," lanjutnya.
Langkah ke depan, Untar juga berencana membangun pengakuan dan reputasi internasional dengan membangun rating dan ranking.
"Sebagai kampus entreprenuerial, Untar mengembangkan hal itu baik secara internal maupun dengan mendatangkan pakar-pakar dan juga pemerintah untuk berbagi pengetahuan mengembangkan kemampuan entreprenuership yang lebih advance bagi mahasiswa.
Prof Agustinus menyampaikan dalam survei internal dilakukan Untar terhadap 14 ribu mahasiswa program S1, 3 ribu mahasiswa sudah memiliki bisnis sejak mereka kuliah. "Mereka sudah memiliki bisnis sejak mereka kuliah sejak. Ini menjadi potensi yang besar ke depan," ujarnya.
Ke depan ia berharap Untar dapat memberikan kontribusi lebih terhadap dunia pendidikan tinggi dalam negeri, terhadap pemerintah dalam pengembangan SDM serta secara global melalui riset, publikasi dan hak intelektual dan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.