Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat BIPP, Binus Konsisten Kurangi Gap Lulusan PT dengan Industri

Kompas.com - 15/04/2019, 07:00 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


BANGKOK, KOMPAS.com
- Harus diakui gap atau jarak kualitas lulusan perguruan tinggi lokal dengan kebutuhan industri nasional masih sangat jauh tertinggal.

Hal ini diakui Vice Rector Global Employability and Entrepreneurship Binus University, Meyliana di sela-sela pelaksanaan acara Binus Internship Partnership Program (BIPP) di Medtown Bangkok Hotel, Thailand, Sabtu (13/4/2019).

Menurut Meyliana gap kualitas antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan industri terlihat dari 4 indikasi. Pertama adalah angka pengangguran sarjana yang naik.

'Suka atau tidak suka, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2017 ke tahun 2018 angka penggangguran sarjana kita (Indonesia) naik 1,13 persen," ucap Meyliana.

Indikasi kedua, lanjut ia, dilihat dari jumlah lulusan perguruan tinggi yang bekerja tidak sesuai atau inline dengan jurusan sewaktu kuliah. Contohnya, seorang yang kuliah di jurusan computer science, namun ketika lulus malah bekerja sebagai sales.

Nah, berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) jumlah tenaga kerja yang tidak inline dengan jurusan mencapai 63 persen.

"Ketiga, dapat diketahui dari lamanya waktu tunggu perusahaan dari sejak membuka lowongan kerja sampai mendapatkan kandidat yang sesuai kriteria (5-12 bulan)," katanya.

Ini artinya, lanjut Meyliana, bila perusahaan butuh tenaga kerja dan ada waktu kosong, posisi tersebut tidak dapat langsung terisi. Penyebabnya adalah karena proses kerja rekrutmen yang panjang.

Vice Rector Global Employability and Entrepreneurship Binus University, Meyliana dalam acara Binus Internship Partnership Program (BIPP) di Medtwon Hotel, Bangkok, Thailand, Sabtu (13/4/2019). Dok. Humas Binus University Vice Rector Global Employability and Entrepreneurship Binus University, Meyliana dalam acara Binus Internship Partnership Program (BIPP) di Medtwon Hotel, Bangkok, Thailand, Sabtu (13/4/2019).

"Keempat, bisa dilihat dari besarnya biaya training yang dikeluarkan perusahaan per orang setiap tahun untuk orang baru. Besarnya antara Rp7 juta - Rp 10 juta.

Begitu besarnya kualitas gap lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan industri dirasakan pula oleh Founder Toba Consulting—perusahaan IT Consulting, Edwin Ang.

Menurutnya kualitas dan skill lulusan perguruan tinggi khususnya di bidang IT masih jauh dari standar. “Kualitasnya masih jauh banget,” ucap dia.

Hal senada di katakan pula oleh Benny Kusuma. Pria yang menjabat sebagai Education Lead di Microsoft Indonesia ini mengatakan bahwa gap tersebut memang ada, tetapi belum sampai taraf yang mengkhawatirkan.

Sementara itu, Management Development Department Head di PT Astra Internasional Tbk, Brian Marwensdy menyatakan, gap kualitas antara lulusan perguruan tinggi dengan industri memang masih ada.

“Meskipun begitu, kami lebih melihat ke potensi, terutama yang cepat belajar. Karena nanti akan kami develop di dalam,” katanya.

Perlu diketahui, Edwin Ang, Benny Kusuma, dan Brian Marwensdy adalah beberapa peserta yang diundang Binus untuk mengikuti BIPP 2019 di Bangkok, Thailand. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com