Penguatan Kompetensi Guru Tidak Perlu Mahal, Bulungan Membuktikan

Kompas.com - 01/08/2019, 07:23 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Pelatihan guru sering dianggap mahal karena membutuhkan anggaran besar. Namun Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) mampu menunjukkan cara yang lebih efesien, efektif, murah tetapi berkualitas.

Sudjati Bupati Bulungan Kaltara menunjukkan terobosan baru dalam mengelola program pelatihan guru SD di Indonesia.

Hanya dengan mengoptimalkan penggunaan BOS (Biaya Operasional Sekolah), BOSDA (Biaya Operasional Sekolah Daerah), tunjangan sertifikasi guru, corporate social responsibility (CSR) dan APBD 2019 sebesar Rp 450 juta, Bulungan dapat melakukan pelatihan bagi 502 orang guru SD.

Padahal guru-guru ini berasal di 145 SD tersebar di perkotaan, pedesaan, pedalaman dan pesisir. Pelatihan dilakukan secara intensif selama 7 bulan dengan 85 jam pelatihan.

Perkuat sistem KKG

“Solusinya adalah memperkuat sistem yang bernama Kelompok Kerja Guru (KKG). Pendekatan baru ini sudah kami pakai melatih guru SD untuk mengajarkan literasi kelas awal,” terang Bupati Sudjati saat menjadi pembicara Indonesia Development Forum (IDF) 2019 yang digagas Bappenas, di Jakarta, Juli 2019 lalu.

Baca juga: Menjadikan Cerpen, Komik, Meme dan Syair Daya Ungkit Literasi Siswa

 

Bupati Sudjati mengatakan, dibutuh strategi untuk mendesain program KKG seperti di Bulungan. Wilayah yang luas, APBD yang terus menurun dan kesenjangan keterampilan mengajar guru, menjadi tantangan besar.

Bulungan sendiri luasnya lebih dari 13 ribu kilomenter persegi. Jika dibandingkan dengan DKI Jakarta, Bulungan dua kali lebih luas. Masalahnya belum semua daerah terhubung sarana infrastuktur.

“Banyak sekolah tidak bisa dijangkau jalan darat. Sekolah-sekolah itu hanya bisa dijangkau melalui sungai atau laut. Kondisi ini menyebabkan pelatihan guru akan memakan biaya mahal kalau pakai cara lama,” tambah Sudjati.

Tantangan pembiayaan daerah

Empat tahun terakhir APBD Bulungan menurun tajam. Jika pada tahun 2015 APBD Bulungan berkisar 2 triliun rupiah, angka itu turun menjadi 1.17 triliun rupiah di 2018. Penurunan APBD ini berimbas pada berkurangnya alokasi anggaran pendidikan.

Menurut Neraca Pendidikan Daerah (NDP) Kemendikbud 2018, persentasi alokasi anggaran pendidikan Bulungan dari APBD, menurun dari 16.95 persen di 2016, menjadi 14.53 persen di 2018.

Di sisi lain, Bulungan dituntut untuk terus meningkatkan mutu pendidikan. Saat ini Bulungan memiliki 1.576 guru SD, dimana 37 persen masih berstatus guru honorer. Kebanyakan dari guru-guru ini tamatan SMA dan tidak memiliki latar pendidikan keguruan.

Dari segi keterampilan mengajar, Survei Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (SIPPI) yang dilakukan program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), menemukan guru masih menggunakan pendekatan berpusat pada guru (teachers cantered).

Padahal teachers centred tidak lagi relevan untuk menjawab tantangan pendidikan abad 21. Siswa seharusnya yang lebih aktif. Guru dituntut mampu mengimplementasikan pembelajaran aktif (active learning) dan berperan sebagai fasilitator. “Karena itu pelatihan guru menjadi penting,” tegas Sudjati.

Solusi pelatihan berbasis KKG

Bupati Bulungan, Sudjati, berbicara tentang pentingnya meningkatkan mutu pendidikan dasar dalam Indonesia Development Forum (IDF) 2019 di Jakarta Convention Centre (JCC) Juli lalu.DOK. INOVASI Bupati Bulungan, Sudjati, berbicara tentang pentingnya meningkatkan mutu pendidikan dasar dalam Indonesia Development Forum (IDF) 2019 di Jakarta Convention Centre (JCC) Juli lalu.

Bersama Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Kaltara dan INOVASI, Bulungan mendesain pelatihan berbasis KKG berkualitas tetapi berbiaya murah.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau