Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Langkah Belajar di Kelas, Guru Sering Lupakan Langkah Penting Ke-3

Kompas.com - 06/09/2019, 16:02 WIB
Erwin Hutapea,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Bermacam-macam masalah masih terjadi dalam dunia pendidikan. Salah satunya yaitu cara guru menyampaikan materi pengajaran yang kurang aktif melibatkan siswa. Hal ini terjadi di berbagai negara, termasuk di Amerika Serikat.

Guru dengan sertifikasi National Board Certification Teacher sekaligus juga Ibu rumah tangga bernama Jennifer Gonzalez yang pernah tinggal di Washington DC dan Kentucky, AS, menceritakan pengalaman sekolah anaknya di sana.

Dia mengatakan, ketika anak-anaknya masih di sekolah dasar, dia melihat pola pengajaran guru yang memberikan materi pelajaran menggunakan PowerPoint, lalu anak-anak memiliki semacam lembar kerja sebagai sarana menyalin yang dikatakan guru dari slide tersebut.

Hal ini terus berulang dan berlangsung terus-menerus selama bertahun-tahun. Padahal, seharusnya siswa dilibatkan untuk bisa mempelajari dan mengerti konsep yang diajarkan melalui praktik secara langsung.

Pembelajaran berbasis proyek

“Jika kita ingin siswa bisa mempelajari fakta dan konsep yang diajarkan, mereka harus mengalami hal itu tidak hanya di atas kertas. Mereka harus melakukan sesuatu agar benar-benar belajar dengan cara yang sesuai. Mereka harus memproses dan mempraktikkannya,” ujar Jennifer, seperti dipublikasikan di situs Cult of Pedagogy.

Baca juga: Mendikbud Sebut Kualitas Guru Cerminan Standar Nasional Pendidikan

Menurut dia, guru yang menyampaikan materi pelajaran di kelas, lalu mengulasnya dan memberikan permainan kepada siswa, bukan berarti tugas guru itu sudah selesai.

Hal itu belum tentu berarti bahwa para siswa sudah mempelajari dan mengerti materi tersebut. Bahkan bisa mengakibatkan kegagalan belajar pada siswa.

Perlu diperhatikan bahwa kegagalan seorang siswa dalam proses belajar biasanya dinillai dari hasil ujian. Hasil yang buruk bukan berarti itu hanya karena kesalahannya sendiri, melainkan juga pada gurunya.

“Jika Anda memiliki siswa yang gagal dalam ujian, maka masalahnya bukan mereka. Masalahnya adalah sesuatu yang Anda lakukan, atau mungkin sesuatu yang tidak Anda lakukan,” imbuh Jennifer.

Dia pun mengungkapkan, masalah yang harus disadari yaitu ada kesenjangan dalam rencana pengajaran. Seharusnya pengajaran berbasis proyek bisa menjadi cara terbaik untuk membuat siswa mengalami pembelajaran yang bermakna.

5 Format belajar

Meski demikian, banyak sekolah yang belum melakukan hal itu. Guru hanya memberikan instruksi dengan cara tradisional, lalu siswa mengerjakan tugasnya.

Cara itu bisa saja memberikan hasil yang bagus, tetapi jika diterapkan dengan benar. Jika tidak, di situlah terjadinya masalah. Guru melewati salah satu langkah penting dalam rencana pengajaran.

Selama ini ada format rencana pelajaran yang biasa dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu:

1. Aturan antisipatif: Guru membuat siswa tertarik pada pelajaran dan menentukan tujuan pembelajaran untuk hari itu.

2. Instruksi langsung: Fakta, konsep, dan keterampilan disampaikan melalui penjelasan, video, membaca, dan beberapa cara lain untuk memberikan informasi ke kepada siswa.

3. Latihan dan praktik di bawah bimbingan: Siswa menerapkan materi yang baru saja diajarkan kepada mereka dengan bantuan guru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com