KOMPAS.com - Tidak terasa, anak mulai akan memasuki masa persiapan ujian semester yang umumnya berlangsung pada akhir November atau awal Desember. Masa-masa jelang ujian bisa menjadi masa melelahkan bagi anak.
Selain merasa terbebani materi pelajaran yang harus dikuasai, anak juga terbebani secara mental. Kehadiran orang tua merupakan hal yang penting dan memberikan semangat bagi anak.
Mendampingi anak belajar baiknya dilakukan dari jauh hari dan dibiasakan sejak anak menginjak usia pertama kali sekolah.
Dengan begitu, perkembangan belajar anak menjadi terarah dan mencapai hasil yang diinginkan anak maupun orang tua. Saat anak merasa stres belajar, dampak yang dihasilkan bisa berupa melemahnya tubuh sang anak hingga kesulitan menyerap materi pelajaran.
Akibatnya, belajar menjadi tidak maksimal dan berpengaruh pada nilai ujian.
Orang tua tentu tidak ingin melihat anak merasa stres akibat belajar, bahkan sampai jatuh sakit. Orang tua memiliki peran penting dalam mendampingi anak.
Baca juga: Sering Kehilangan Semangat Belajar? Coba Lakukan Hal Ini!
Selain bisa memantau perkembangan belajar, anak juga secara langsung merasakan dukungan dari orang tua untuk mencapai kesuksesan dalam belajarnya.
Alhasil, anak tidak tertekan dalam belajar, orang tua juga tidak merasa khawatir dengan kondisi psikis maupun akademik anak.
Edutore, platform belajar online dari Kompas Gramedia Group, memberikan lima cara yang bisa dilakukan orang tua dalam mendampingi anak menjelang ujian:
Merancang strategi belajar bukanlah hal mudah. Anak kerap merasa kesulitan ingin memulai dari mana ia mendalami materi pelajaran. Ketika anak merasa bingung, orang tua dapat memberikan saran kepada anak tentang strategi belajar yang sebaiknya dilakukan.
Orang tua bersama anak juga bisa menyusun tujuan yang harus dicapai anak. Hal ini bisa menjadi kesepakatan antara orang tua dan anak sehingga keduanya memiliki tujuan yang sama.
Orang tua harus mengerti ketika anak sedang belajar. Alangkah baiknya, orang tua tidak menyalakan televisi atau kegiatan yang bisa mengganggu konsentrasi anak. Orang tua bisa melakukan kegiatan membaca buku agar menciptakan suasana yang sama dengan anak.
Beri anak kesempatan beristirahat di sela-sela belajar. Jangan samakan kegiatan belajar di sekolah dengan di rumah.
Anak bisa merasa jenuh jika kegiatannya hanya diisi dengan belajar. Hal yang bisa dilakukan untuk memberi jeda belajar pada anak misalnya adalah mengajaknya makan, berdiskusi ringan, dan lainnya.
Kehilangan motivasi belajar sangat mungkin terjadi. Hal ini bisa disebabkan terlalu lelah belajar, atau karena masalah yang dihadapi anak di sekolahnya. Motivasi sangat dibutuhkan agar anak bisa mencapai tujuannya dengan jelas dan bersemangat.