Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/01/2020, 09:25 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development) telah mengumumkan hasil ujian global terbaru PISA atau Program Penilaian Siswa Internasional. 

World Economic Forum (WEF) mencatat ujian global terbaru OECD ini diperuntukan untuk siswa berusia rata-rata 15 tahun dan memberikan penilaian untuk kemampuan matematika, sains, dan membaca.

Hasil tes tiga tahunan ini biasa digunakan oleh 70 lebih negara untuk mengukur kesiapan dalam mempersiapkan siswa mereka untuk masa depan.

Keunggulan siswa China

Hasilnya, negara-negara Asia keluar masuk dalam peringkat teratas.

Dalam tes terbaru, China dan Singapura masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua, dalam matematika, sains, dan membaca. Di tempat lain, Estonia yang terkenal karena kinerja pendidikannya masuk peringkat tinggi di ketiga mata pelajaran.

Baca juga: 10 Tanggapan Mas Menteri Soal Rapor Merah Skor PISA Indonesia

China Daratan diukur dengan mengambil rata-rata empat provinsi: Beijing, Shanghai, Jiangsu, dan Zhejiang.

Hong Kong, Makau, dan Taiwan juga muncul dalam peringkat tertinggi secara terpisah.

Terlebih lagi, di empat provinsi daratan Cina yang berpartisipasi dalam penelitian ini, 10 persen siswa yang paling tidak beruntung (miskin) menunjukkan keterampilan membaca lebih baik daripada siswa paling beruntung di beberapa negara.

Mereka memiliki hasil kinerja yang lebih baik daripada rata-rata siswa di negara-negara OECD.

Pintar dan tidak bahagia?

Dalam tes kali ini OECD berusaha mengubah tes menjadi tidak sekadar penilaian akademisi saja.

World Economic Forum (WEF) menyampaikan dalam tes terbaru, selain menilai kompetensi global, siswa juga diminta untuk mengungkapkan hubungan mereka dengan orang lain dan apa yang mereka pikirkan tentang hidup dan masa depan mereka. 

Rencananya pada tahun 2021, tes PISA juga akan menilai pemikiran kreatif siswa.

Dalam tes terakhir OECD mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang kesejahteraan, kebahagiaan dan juga soal kepuasan hidup.

Hasil dari studi kesejahteraan terbaru memprihatinkan.

Di seluruh negara OECD, hanya sekitar dua pertiga siswa mengatakan bahwa mereka puas dengan kehidupan mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com