KOMPAS.com - Setelah beberapa minggu liburan, kini waktunya untuk kembali bersekolah. Khusus orangtua yang memiliki putra atau putri sekolah di PAUD, berikut beberapa pengetahuan tentang manfaat dan fungsi alat permainan edukatif (APE) bagi anak usia dini.
Dirangkum dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, berikut13 manfaat dan fungsi APE bagi anak usia dini:
Sejak dari bayi hingga kanak-kanak, tentu anak suka bermain. Sebab, dunia anak adalah dunia bermain. Dorongan internal terutama tumbuhnya sel saraf di otak memungkinkan anak melakukan aktivitas bermain tanpa kenal lelah. Bener gak?
Baca juga: Mengenal Permainan Tradisional Gobak Sodor
Dengan bermain, anak dapat menyalurkan kelebihan energi yang terkandung dalam tubuhnya, sekaligus belajar atau berlatih dalam suasana riang gembira. Ini juga dapat meningkatkan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya.
Dari permainan puzzle, anak bisa membedakan besar dan kecil. Permainan edukatif juga bermanfaat untuk menguatkan dan menerampilkan anggota badan si anak, mengembangkan kepribadian, dan kreativitasnya.
Kemampuan ini bisa dilihat ketika anak berusaha meraih dan mengambil permainannya. Bisa pula dengan meraba, memegang dengan kelima jarinya dan sebagainya. Ini biasanya jadi bagian dari stimulasi motorik halus.
Untuk merangsang motorik kasar bisa didapatkan anak saat menggerak-gerakkan mainannya, melempar, mengangkat dan lain-lain.
Ternyata, APE dirancang untuk menggali kemampuan anak, termasuk kemampuan dalam berkonsentrasi dan fokus. Misalnya saat menyusun puzzle, anak dituntut untuk fokus pada gambar atau bentuk yang ada di depannya.
Cara ini sangat efektif, sebab anak tidak berlari-larian atau melakukan aktivitas fisik lain sehingga konsentrasinya bisa lebih tergali. Tanpa konsentrasi, bisa jadi hasilnya tidak memuaskan.
Jika anak sedang dalam suasana senang, maka mereka akan melakukan kegiatan yang mereka sukai dengan cara menggali dan menemukan sesuai yang ingin mereka ketahui.
Saat anak memainkan suatu alat permainan dengan tingkat kesulitan tertentu, misalnya menyusun balok-balok menjadi bentuk bangunan, pada saat tersebut ada suatu proses yang dilalui anak, yakni mengalami suatu kepuasaan setelah berhasil melampaui suatu tahap kesulitan tertentu.
Proses-proses seperti itu akan dapat mengembangkan rasa percaya secara wajar dimana anak merasakan bahwa tidak ada suatu kesulitan yang tidak ditemukan penyelesaiannya.
Disini, anak dilatih untuk berfikir logis dengan mengikuti urutan atau aturan sederhana sesuai dengan permainan yang dimainkannya.
Contohnya dalam menyusun balok, anak akan berfikir bahwa balok yang besar lebih baik jika diletakan di bagian bawah sebagai pondasi sehingga tidak menggangu keseimbangan bangunan yang dibuatnya.
Baca juga: Mainan Anak dari Kayu atau Plastik, Mana Lebih Baik?
Ada alat permainan yang harus dimainkan dengan anak lain. Misalnya anak-anak menggunakan botol suara. Dengan suara yang berbeda itu bisa menghasilkan irama merdu karya anak.