Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2020, 22:25 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis


KOMPAS.com- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan resistensi di masyarakat mengenai kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka adalah hal yang wajar. Baginya, jika ingin melakukan perubahan maka harus dilakukan secara drastis.

“Saya harap semua orang mengerti bahwa di Indonesia tidak ada satupun bidang pemerintahan yang tidak harus ada lompatan. Semuanya butuh lompatan," kata Nadiem dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (31/1/2020).

Menurutnya, Indonesia adalah negara yang besar dan perlu mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan. Nadiem menilai, bila tak ada resisten, maka perubahan besar tersebut tak cukup berdampak.

"Jadi saya melihat resistensi positif itu jadi tantangan buat kita,” pungkas Nadiem.

Selama 100 hari kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan dua paket kebijakan di bidang pendidikan. Kebijakan pertama dikenal dengan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.

Baca juga: Ini Tanggapan Ketua Majelis Rektor PTN soal Kampus Merdeka

Kebijakan pertama yaitu berupa pembenahan terhadap sistem pendidikan dasar dan menengah, salah satunya adalah menghapus sistem Ujian Nasional (UN) dan menggantinya dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.

Selanjutnya, pada kebijakan kedua memberikan berbagai keleluasaan pada perguruan tinggi tanpa harus berkoordinasi dengan begitu banyak instansi atau kementerian lainnya.

Ia berharap agar kebijakan “Merdeka Belajar” akan semakin banyak mengundang partisipasi masyarakat untuk bergabung dalam proses pendidikan. Karena jika hanya pemerintah yang maju maka kebijakan ini akan gagal.

Oleh karena itu, harus ada perubahan pola pikir. Perubahan pendidikan secara tepat, holistik, dan inklusif, dan relevan hanya bisa dilakukan kombinasi antara pendidikan dan masyarakat.

“Jadi seratus hari ini, semua kita analisis mana yang bisa dilakukan sekarang, untuk mulai memotong rantai-rantai sekat-sekat regulasi yang menghalangi proses inovasi di dalam unit pendidikan kita. Lebih lanjut lagi masuk ke peningkatan kualitas guru, kurikulum dan lain-lain, itu masih butuh waktu lebih lama untuk mematangkan konsep Merdeka belajar ini,” kata Nadiem.

Dalam perjalanannya, konsep Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka menuai apresiasi dan kritikan. Beberapa catatan kritis tentang Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka adalah kejelasan konsep kebijakan, peningkatan kualitas guru, dan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com