KOMPAS.com - Dalam perjalanan hidup, anak tentu tak akan menjalaninya seorang diri. Anak membutuhkan kehadiran orang lain agar hidupnya lengkap dan seimbang, seperti membutuhkan kehadiran orangtua, guru, teman, dan sosok lain di masyarakat.
Dengan begitu, saat anak sedang kesulitan, dilanda bencana, dan merasa bersedih, tentunya ia tak akan merasa sendiri. Apalagi saat anak jauh dari keluarga untuk kuliah atau bekerja.
Dosen Institut Agama Islam Bakti Negara Titi Anisatul Laely dalam laman resmi Sahabat keluarga Kemendikbud mengatakan, agar anak memiliki hubungan baik dengan sekitar, maka salah satu karakter yang perlu diasah orangtua ialah kepedulian sosial.
Dampak positif memiliki kepedulian sosial, lanjut Titi, di antaranya menumbuhkan kerukunan dan kebersamaan, terjadinya hubungan batin yang akrab, menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan si kaya, menciptakan kondisi pertemanan yang kuat dan harmonis, serta menghilangkan rasa dengki dan dendam.
Baca juga: Tanamkan Budi Pekerti, Bacakan 5 Dongeng Tradisional ini Sejak Dini
Sehingga anak akan lebih mudah berkolaborasi dengan orang lain, senang membantu, gemar bersedekah dan peduli terhadap orang lain di sekitar. Lingkungan pun akan menghargai kehadiran anak dan tak enggan membantu saat anak membutuhkan bantuan.
Berikut cara yang bisa dilakukan orangtua agar anak memiliki kepedulian sosial yang tinggi, merangkum dari Sahabat Keluarga Kemendikbud.
Kunjungan ke lembaga sosial bersama anak dapat dilakukan sejak anak masih SD hingga SMA. Orangtua umumnya lebih "cuek" saat anak beranjak anak remaja karena menganggap bahwa anak remaja sudah mengerti arah hidupnya.
Baca juga: Agar Anak Gemar Membaca, Lakukan Cara Asyik Membacakan Dongeng Ini
Padahal, membiasakan anak berkunjung ke lembaga sosial dapat membuka wawasan anak bahwa di di sekitarnya ada orang-orang yang tak seberuntung dirinya. Selain mengasah rasa empati anak, cara ini juga bisa membuat anak menghargai apa yang dimilikinya.
Sosok pemuda yang bisa menginspirasi perlu dikenalkan pada remaja agar mereka memiliki sosok untuk dijadikan contoh. Pahlawan tidak musti mereka yang gugur dalam perang, namun orang-orang yang menebarkan inspirasi.
Misalnya, pemuda yang menjadi relawan peduli bencana saat banjir dan longsor. Mereka berani untuk terjun ke lapangan dan mau menghibur korban bencana yang mengalami trauma. Atau sosok dokter muda yang bertugas ke pelosok agar orang-orang desa mendapatkan pengobatan yang layak.
Setelah mengenalkan anak pada orang-orang yang inspiratif, ajak mereka untuk menjadi sosok pahlawan bagi orang lain dan kenalkan rasa bahagia yang muncul ketika membantu sesama.
Baca juga: 5 Cara Orangtua Mendidik Anak Sekolah agar Terhindar Pergaulan Bebas
Mulailah dengan kegiatan sederhana namun penuh makna seperti bakti sosial. Selain itu, orangtua juga bisa membiasakan anak untuk melalukan sedekah dari di lingkungan rumah seperti sedekah di lokasi ibadah, sedekah kepada yatim piatu, dan kegiatan sosial lainnya.
Tunjukkan pada anak apa makna dari sedekah yang ia lakukan, misalnya sedekah tersebut dapat membuat oranglain tak kelaparan. Dengan begitu anak akan merasakan makna dari kegiatan yang ia lakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.