Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18 Herbal Pendongkrak Imun Tubuh dari Akademisi UGM

Kompas.com - 24/03/2020, 12:00 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sejak pemerintah mengumumkan kasus pertama WNI terkena virus corona atau Covid-19, banyak masyarakat mulai panik. Bahkan ada yang mengonsumsi berbagai multivitamin, suplemen dengan label imunomodulator dan empon-empon.

Tetapi, apakah mengonsumsi berbagai multivitamin termasuk empon-empon bisa mencegah virus corona? Tentu hal ini masih dibutuhkan penelitian lanjutan.

Melansir laman resmi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), agar terhindar dari virus corona, masyarakat diimbau menjaga daya tahan tubuh menggunakan sistem imun alami tubuh.

Baca juga: Akademisi UGM: Begini Pola Hidup Sehat Lawan Corona, Salah Satunya Makan Kimpul

Ketua Program Studi Profesi Apoteker, Dosen Departemen Farmakologi & Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, apt. Ika Puspitasari, M.Si., PhD dalam tulisan di laman tersebut dijelaskan cara untuk mengaktifkan sistem imun tubuh antara lain:

1. Pola makan dengan gizi seimbang

2. Minum air putih sedikitnya 6 gelas/hari

3. Olahraga setidaknya 3 kali dalam seminggu (minimal 30 menit)

4. Menjaga kebersihan tubuh secara keseluruhan yaitu mandi setiap hari

5. Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer setiap kali akan makan/minum dan keluar dari kamar mandi

6. Istirahat/tidur yang cukup (6-8 jam/hari)

Terkait penggunaan imunomodulator, masyarakat tetap dianjurkan dengan pola makan dan pola hidup yang sehat. Namun perlu diingat bahwa konsumsi imunomodulator ataupun vitamin dan suplemen tidak boleh menggantikan gizi seimbang yang dikonsumsi sehari-hari.

Hanya saja, berikut ini beberapa herbal yang pernah diteliti baik secara in vitro (pada sel) maupun in vivo pada hewan uji.

Ini herbal pendongkrak imun tubuh:

  1. Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)
  2. Brotowali (Tinospora cordifolia)
  3. Teen (Ficus carica)
  4. Lidah buaya (Aloe vera)
  5. Murbei (Morus alba)
  6. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
  7. Bawang putih (Allium sativum)
  8. Kunyit (Curcuma longa)
  9. Orang-aring (Eclipta alba)
  10. Mangga (Mangifera indica)
  11. Mimba (Azadirachta indica)
  12. Mengkudu (Morinda citrifolia)
  13. Pegagan (Centella asiatica)
  14. Cabe Jawa (Piper longum)
  15. Echinace (Echinacea pupurea)
  16. Meniran (Phyllanti niruri)
  17. Keladi tikus (Thyponium flagelliforme)
  18. Sarang semut (Myrmecodia tuberosa)

Merangkum hasil-hasil penelitian pada beberapa obat tradisional tersebut, konsumsi bahan-bahan pendongkrak sistem imun dapat dilakukan sepanjang waktu tertentu maksimal 8 minggu.

Hanya saja, otoritas pengawas obat di beberapa negara Eropa merekomendasikan waktu penggunaan bahan bersifat imunomodulator tidak lebih dari 8 minggu.

Dengan maksud agar jika pasien mengalami gangguan kesehatan dapat diketahui, tidak tertutupi oleh efek imunomodulator tersebut. Jika terjadi gangguan kesehatan, maka penderita harus memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Baca juga: Akademisi ITB: Penyembuhan Corona Butuh Penelitian Lanjutan dari Kunyit dan Temulawak

Selain itu, penggunaan imunomodulator tidak direkomendasikan diberikan pada pasien-pasien penyakit kronis seperti leukemia, TB, dan penyakit autoimun seperti:

  • SLE
  • Rheumatoid artritis
  • Idiopatik trombositopeni purpura
  • DM tipe 1

Jadi, pola hidup sehat dan pola makan sehat untuk dapat menangkal Covid-19 harus menjadi prioritas mengingat pengaruh pola makan dan hidup sehat lebih terpercaya dalam meningkatkan daya tahan tubuh melawan infeksi virus corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau