KOMPAS.com - Selama satu bulan lebih ini masyarakat tetap tinggal di rumah karena adanya wabah virus corona. Tak terkecuali para mahasiswa yang juga mengikuti kuliah daring.
Karena lebih banyak di rumah, tentu menimbulkan rasa bosan yang berkepanjangan. Apalagi saat ini sedang memasuki bulan suci Ramadhan.
Jadi, selain harus mengikuti kuliah daring, mahasiswa juga harus mengerjakan tugas kuliah, berpuasa dan wabah virus corona.
Kondisi ini dapat memicu cabin fever pada orang-orang yang terus menerus berada di rumah. Istilah cabin fever sendiri merujuk pada perasaan yang terkait dengan kondisi terisolasi dari dunia luar yang tak terjamah.
Baca juga: Guru Besar ITS: Ini Syarat Aman Bilik Sterilisasi
Situasi semacam ini berpotensi membuat mental seseorang menjadi terganggu, tak terkecuali para mahasiswa yang hampir dua bulan belajar dari rumah.
Saat ini, mahasiswa harus pandai mengambil sikap di tengah pandemi. Apalagi, mahasiswa muslim harus bersiap diri dengan datangnya bulan suci ditengah wabah yang terjadi.
Melansir laman resmi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Minggu (3/5/2020), ada 5 jurus jitu agar mahasiswa bisa semangat kuliah dan berpuasa di tengah pandemi corona ini.
Dimasa pandemi dan puasa, kuliah daring dan tugas terasa semakin menumpuk. Perlu langkah tepat untuk mengatur jam produktif agar tak terbuang menjadi waktu yang pasif.
Disaat puasa seperti ini, waktu paling efektif adalah waktu selepas tarawih. Sebab, saat itu pikiran sudah mulai membaik dan bisa difungsikan untuk melakukan berbagai hal dengan baik.
Sehingga, waktu yang ada dimanfaatkan dengan maksimal dan tugas secara otomatis terselesaikan secara optimal.
Untuk menyelesaikan tugas dengan optimal dan tidak memberatkan, tentukan skala prioritas pada tugas yang diberikan.
Pilihlah untuk menyelesaikan tugas terdekat agar tak menjadi beban pikiran yang menyebabkan penat. Tak perlu risau dengan tugas yang lain, cukup hiraukan agar maksimal pada tugas yang sedang dikerjakan.
Lakukan tugas prioritas paling genting yang dianggap paling penting. Jika sudah baru lakukan tugas yang lain.
Berkaca negara Jepang terkenal akan tenaga kerjanya yang disiplin. Menurut orang Jepang, menunda pekerjaan justru malah menambah jumlah pekerjaan itu sendiri.
Sehingga, seseorang cenderung membiarkan masalah berlarut-larut sampai akhirnya semua jadi berantarakan. Maka, tak perlu menunggu waktu yang tepat untuk mengerjakan tugas.