Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UB: Profesi Guru Tak Bisa Diganti Teknologi di Masa Covid-19

Kompas.com - 04/05/2020, 13:56 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Hingga kini, pembelajaran siswa masih dilakukan secara daring atau online. Ini tentu karena adanya wabah virus corona yang terjadi di Indonesia juga di belahan dunia.

Hanya saja, banyak kendala ditemui ketika siswa harus mengikuti pembelajaran daring. Selain masalah jaringan internet, materi yang disampaikan oleh guru kurang mengena.

Menanggapi persoalan pembelajaran daring, Akademisi yang juga Pakar Pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz menyatakan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan selama pandemi Covid-19 ini memberikan sebuah pelajaran.

Pelajarannya ialah kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka lebih efektif dibandingkan dilakukan secara online.

Baca juga: Ini 3 Kontribusi UB Mengentaskan Kemiskinan, hingga Raih Peringkat 73 Dunia

"Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi," ujar Luqman seperti dikutip dari laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020).

Pembelajaran terbaik adalah tatap muka

Menurut dia, pembelajaran penuh secara daring akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari siswa maupun orangtua.

Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat. Bagaimanapun, pembelajaran terbaik adalah bertatap muka dan berinteraksi dengan guru dan teman-teman.

Dia menilai, proses belajar mengajar secara tatap muka ada nilai yang bisa diambil oleh siswa. Seperti proses pendewasaan sosial, budaya, etika, dan moral yang hanya bisa didapatkan dengan interaksi sosial di suatu area pendidikan.

Perubahan sosial yang tiba-tiba terjadi sebagai akibat merebaknya penyebaran Covid-19, menyebabkan kegagapan dalam proses penyesuaian kegiatan belajar mengajar.

Sehingga, tidak mungkin jika sebuah pembelajaran ideal dicapai di masa pandemi seperti saat ini.

Oleh karena itu, guru dan dosen harus cepat menyesuaikan keadaan dengan mengubah target capaian, dan kemudian metode pembelajarannya.

"Jangan sampai guru dan dosen membebani siswa dengan pembelajaran di saat siswa mengalami keterbatasan sosial dan ekonomi," katanya.

Harus ada kelonggaran target

Luqman mengatakan, jika memang belum siap dengan datangnya pandemi, maka seharusnya pemerintah memberikan kelonggaran target yang dituju.

Siswa tidak dapat fasilitas akademik dan sosial yang memadai untuk belajar, tapi targetnya tetap.

Gambarannya seperti pemain bola yang cedera kakinya, maka latihan-latihan yang ditargetkan untuk dia otomatis dikurangi dulu hingga kondisinya normal kembali.

"Jadi yang awalnya harus bisa nendang bola sejauh 100 meter, sekarang yang penting bisa lari-lari kecil dulu," ujar Luqman.

Kembalinya peran orang tua

Hanya saja, menurut Luqman, meski masih banyak kelemahan dalam proses pembelajaran, namun pelajaran positif yang bisa diambil dari pendidikan di masa Covid-19 ini adalah kembalinya peran orang tua sebagai madrasah belajar anak.

Namun, fondasi penting dari segala pendidikan adalah waktu yang berkualitas dihabiskan oleh orangtua bersama anaknya.

Baca juga: Profesor UB: Gunakan Strategi Tidak Bosan untuk Tingkatkan Imun

Seperti bimbingan, aturan, ilmu, dan wawasan yang dibagikan oleh orangtua akan banyak bermanfaat bagi sang anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Sebelum Jadi Pemimpin Umat Katolik Dunia, Paus Fransiskus Seorang Ahli Kimia

Sebelum Jadi Pemimpin Umat Katolik Dunia, Paus Fransiskus Seorang Ahli Kimia

Edu
LPDP Buka Beasiswa S2 Tiongkok 2025, Ada Ikatan Kerja dan Gaji Belasan Juta per Bulan

LPDP Buka Beasiswa S2 Tiongkok 2025, Ada Ikatan Kerja dan Gaji Belasan Juta per Bulan

Edu
Dari James Cook University ke YSL Beauty, Kisah Arlya yang Sukses Merintis Karier di Industri Kecantikan

Dari James Cook University ke YSL Beauty, Kisah Arlya yang Sukses Merintis Karier di Industri Kecantikan

Edu
Cek Tata Tertib UTBK SNBT 2025, Melanggar Bisa Kena Sanksi

Cek Tata Tertib UTBK SNBT 2025, Melanggar Bisa Kena Sanksi

Edu
SMMPTN Barat 2025 Dibuka 4 Mei, Cek Syarat buat Daftar di 28 PTN

SMMPTN Barat 2025 Dibuka 4 Mei, Cek Syarat buat Daftar di 28 PTN

Edu
Daftar Wisata Edukatif yang Bisa Didatangi Penerima KJP Plus Secara Gratis

Daftar Wisata Edukatif yang Bisa Didatangi Penerima KJP Plus Secara Gratis

Edu
Tukin, Sertifikasi, dan Dosen Swasta

Tukin, Sertifikasi, dan Dosen Swasta

Edu
Polemik Dokter PPDS Indonesia, dari Perundungan hingga Lakukan Pelecehan Seksual

Polemik Dokter PPDS Indonesia, dari Perundungan hingga Lakukan Pelecehan Seksual

Edu
Hari Ini UM-PTKIN 2025 Dibuka, Cek Syarat dan Cara Daftarnya

Hari Ini UM-PTKIN 2025 Dibuka, Cek Syarat dan Cara Daftarnya

Edu
Pemerintah Buka Beasiswa Garuda 2025, Kuliah Gratis D4-S1 dan Ada Uang Saku

Pemerintah Buka Beasiswa Garuda 2025, Kuliah Gratis D4-S1 dan Ada Uang Saku

Edu
Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Mendikdasmen: Saya Merasakan Duka dan Kehilangan

Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Mendikdasmen: Saya Merasakan Duka dan Kehilangan

Edu
6 Jurusan Kuliah bagi yang Tidak Suka Matematika tapi Prospek Kerja Cerah

6 Jurusan Kuliah bagi yang Tidak Suka Matematika tapi Prospek Kerja Cerah

Edu
Anak Indonesia Banyak Tak Bisa Baca, Pengamat: Akar Masalahnya adalah Korupsi

Anak Indonesia Banyak Tak Bisa Baca, Pengamat: Akar Masalahnya adalah Korupsi

Edu
Beasiswa MEXT Jepang 2026 Dibuka, Ada Tunjangan Rp 13,8 Juta per Bulan

Beasiswa MEXT Jepang 2026 Dibuka, Ada Tunjangan Rp 13,8 Juta per Bulan

Edu
Mendikdasmen Ungkap Skill yang Harus Dimiliki Pelajar jika Ingin Jadi Warga Global

Mendikdasmen Ungkap Skill yang Harus Dimiliki Pelajar jika Ingin Jadi Warga Global

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau