Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBM ITB dan Persib Gelar Webinar Perencanaan Keuangan bagi Pekerja Industri Olahraga

Kompas.com - 25/06/2020, 21:59 WIB
Irfan Kamil,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para atlet dan staf di industri olahraga perlu dibekali pengetahuan pengaturan keuangan agar dapat hidup secara aman dan terencana. Apalagi masa emas para atlet cenderung tidak sepanjang para pekerja di bidang lainnya.

Literasi keuangan sejak dini menjadi kunci utama agar atlet terbiasa mengelola keuangan dengan baik dan benar, sehingga pada saat pensiun dapat menikmati investasi yang mereka lakukan dengan optimal.

Persib sebagai klub sepak bola tertua di Indonesia, dengan jumlah fanbase mencapai 17 juta orang, merupakan salah satu klub sepak bola terbesar di dunia. Sebagai klub sepak bola profesional, Persib memiliki perhatian khusus bagi para pemain dan staf, baik saat bekerja maupun pensiun.

Kolaborasi ITB dan Persib

Untuk itu, Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) berkolaborasi dengan PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) menyelenggarakan financial planning webinar (23/6/2020).

Acara ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi antara Persib dengan SBM ITB untuk meningkatkan pengetahuan dan awareness dari masing-masing pihak mengenai pentingnya perencanaan keuangan bagi para atlet dan staf di industri olahraga.

Kegiatan yang dihadiri 60 peserta dari pemain dan staf Persib, menghadirkan tiga pembicara yakni Raden Aswin Rahadi, Sylviana Maya Damayanti, dan Subiakto Soekarno.

Baca juga: ILO: Krisis Ekonomi Akibat Covid-19 Menghantam Kaum Muda

Perencanaan keuangan

Dosen SBM ITB, Raden Aswin Rahadi menceritakan pentingnya merencanakan keuangan pribadi, sebab orang lebih mudah belanja daripada menabung. “Kalau gajian, dibelanjakan dulu, sisanya baru menabung. Itu tidak tepat,” jelas Aswin dikutip dari Jabarprov.

Perencanaan keuangan ini penting untuk membantu mencapai tujuan finansial. Misal umrah, beli rumah, melanjutkan sekolah, dan hal lainnya yang lebih bermanfaat.

Perencanaan keuangan juga membuat keuangan lebih terkontrol. Apalagi manusia tidak tahu apa yang terjadi di depan sana, sehingga perlu dipersiapkan sejak awal. “Pandemi Covid-19 sekarang pun tidak ada yang tahu,” ungkap Aswin.

Dana darurat

Sylviana Maya Damayanti, dosen SBM ITB lainnya menambahkan, hampir semua terdampak Covid-19, termasuk dunia sepakbola Indonesia. Seperti beberapa waktu lalu, PSSI mengizinkan klub hanya membayar 25 persen dari gaji pegawai.

Untuk itu, dalam perencanaan keuangan, yang harus disiapkan adalah dana darurat. Dana ini dialokasikan secara terpisah untuk kebutuhan yang sifatnya sangat darurat.

Besarannya secara teori, untuk lajang 3 bulan dari pengeluaran bulanan. Untuk keluarga kecil dengan dua anak, baiknya memiliki dana sebesar 6 kali pengeluaran bulanan. Sedangkan keluarga besar, 9-12 kali pengeluaran bulanan.

Lalu, dimana menepatkan dana darurat? Ada tiga kriteria yakni aman, mudah diakses, dan mudah dicairkan.

Kemudian manajemen arus kas. Ada baiknya membuat catatan keuangan. Lihatlah pengeluaran yang naik dan turun selama pandemi, cek kondisi kesehatan, surplus atau defisitkah. Kemudian lakukan skala prioritas.

“Prioritas dalam keuangan itu, pertama kewajiban seperti KPR, SPP, dan premi asuransi. Kedua, kebutuhan, yakni hal primer seperti makanan, kesehatan, dan keamanan. Kemudian ketiga keinginan,” ucap Sylviana.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau