Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Suka Bertanya? Itu Naluri Ilmuwan Mulai Tumbuh

Kompas.com - 07/09/2020, 05:12 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Biasanya, anak kecil sering bertanya apa ini apa itu. Terkadang juga bertanya kenapa begini atau kenapa begitu. Bahkan tak jarang anak suka membongkar mainannya.

Bagi orang tua, jangan khawatir. Sebab, seorang anak pada dasarnya secara kodratinya merupakan Ilmuwan. Banyak bertanya itulah naluri sebagai ilmuwan mulai tumbuh.

"Ketika anak banyak bertanya atau mencoba membongkar mainan yang dimiliki seyogyanya orang tua tidak melarang apalagi memarahi," ujar Ella Yulaelawati, Ketua dan pendiri Yayasan Rumah Komunitas Kreatif seperti dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud.

Baca juga: 15 Tips Praktis Orangtua Dampingi Anak Bermain di Rumah

Dampingi dan arahkan anak

Menurut Ella, orang tua harus memerdekakan anak sejak usia dini agar berpikir kreatif, kritis dan solutif. Jadi, dampingi dan arahkan sehingga sang anak dapat belajar serta memahami apa yang sedang dilakukan.

Tak hanya itu saja, orang tua hendaknya tidak serta merta melarang sebab akan membunuh daya kreasi seorang anak usia dini untuk tertarik dengàn fenomena yang terjadi.

Jadi, sikap-sikap ilmuwan yang perlu ditumbuhkan, dijaga, dan dikembangkan sejak usia dini antara lain:

Rasa ingin tahu yang besar. Terlibat dalam kegiatan sains, yakni mampu mendiskusikan temuannya dengan teman-temannya.

Menganalisa masalah dengan menggunakan sains, dan memahami konsep, berupa mampu menjelaskan dan meramalkan konsep yang ditemukan dalam kosa kata dan kalimat ilmiah.

Metode pembelajaran STEM/A

Adapun salah satu metode pembelajaran yang mendukung tumbuhnya potensi ilmuwan itu adalah STEM/A (Science, Technology, Engineering, Mathematic and Art).

Dijelaskan, metode STEMA/A dalam pendidikan bagi anak usia dini sangat penting sebagai dasar anak yang wajib diketahui oleh orang tua, para guru, maupun calon tenaga pendidik lainnya.

Tentu tujuannya menstimulasi kecerdasan anak dengan bermain sambil belajar.

"Penelitian menunjukan anak yang kerap mendapat sentuhan pendidikan STEAM dalam jenjang pendidikan selanjutnya, prestasi akademiknya lebih baik," kata Ella.

Manfaatkan benda di sekitar

Agar anak usia dini bisa mengembangkan kreativitasnya, maka bisa dengan memanfaatkan benda-benda terdekat dalam kehidupan mereka.

Orang tua bisa memanfaatkan botol bekas, minyak goreng, sabun cair, soda kue, dan lain sebagainya.

Dari berbagai bahan yang mudah ditemui itu, bisa dibuat simulasi kebencanaan, teknologi mainan robot sederhana, kreasi lava lamp sederhana, dan lainnya.

Diharapkan, dari kegiatan sederhana itu anak memiliki memori yang menyenangkan saat memasuki dunia sains.

Sehingga, kelak mereka bisa mempelajari sains dengan lebih serius dan mengembangkan potensi yang dimiliki seiring dengan bertambahnya usia.

Baca juga: Orangtua, Simak Bentuk Pendampingan Pada Anak di Masa Sulit Ini

"Selain itu, hal penting selanjutnya yang diharapkan dari kegiatan ini adalah untuk melatih kemampuan anak dalam mengamati sesuatu dan melatih kemampuan bertanya. Karena sesungguhnya, saat itulah anak-anak akan belajar tentang banyak hal," jelas Ella.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com