KOMPAS.com - Sampai saat ini, sampah menjadi persoalan tersendiri bagi suatu negara. Sebab, setiap hari masyarakat menghasilkan sampah.
Tak terkecuali sampah plastik. Sampah jenis ini sulit terurai secara alami. Bahkan membutuhkan waktu hingga ratusan tahun agar terurai alami.
Terkait sampah plastik, mendorong tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang membuat suatu inovasi. Apa inovasinya?
Baca juga: Mahasiswa UB Temukan Penghemat BBM dari Bahan Alami Ini
Mereka menemukan cara pemanfaatan enzim sebagai pengurai sampah plastik, khususnya plastik PET (Senyawa Kimia Penyusun Plastik).
Adapun metode yang digunakan untuk menguraikan sampah plastik secara cepat dengan memanfaatkan potensi enzim cutinase dari mikroorganisme Fusarium solani.
Menurut Ketua Tim, Isbakhul Lailatil Fibriyah (TIP UB), penelitian mengenai penguraian plastik secara enzimatis sebenarnya sudah ada. Akan tetapi penelitian tersebut memiliki kekurangan yaitu proses penguraiannya kurang stabil.
Untuk itulah, Isbakhul dan Nadyah Eka Nurizza (THP UB) serta Quinnike Aisy Maskurin (THP UB) mencoba memaksimalkan potensi cutinase dari mikroorganisme Fusarium solani dengan metode nanoimobilisasi sebagai pengurai sampah plastik.
"Mekanisme kerja enzim cutinase dalam menguraikan sampah plastik secara umum terjadi lapis demi lapis," ujarnya seperti dikutip dari laman UB, Selasa (29/9/2020).
Dikatakan, sampah plastik sebelum terurai memiliki permukaan yang halus, namun menjadi lebih kasar setelah terurai. Proses tersebut dikarenakan adanya reaksi penguraian secara enzimatis.
Tak hanya itu saja, adanya metode nano imobilisasi juga dapat menjadikan enzim lebih efektif dan efisien dari segi biaya maupun ketahanannya.
Hal tersebut dikarenakan semakin kecil ukuran partikel, maka semakin luas permukaan partikel. Yang artinya, akan banyak enzim yang terikat pada partikel tersebut.
Eka menambahkan, adanya proses nano imobilisasi tersebut diharapkan dapat menjadikan enzim lebih tahan terhadap pengaruh suhu dan pH serta memiliki kemampuan difusi yang lebih tinggi karena permukaan yang lebih luas.
"Selain itu, enzim mampu digunakan berkali-kali dalam proses katalisis sampah plastik PET," imbuh Eka.
Baca juga: Bahan Ini Diteliti Mahasiswa UB untuk Turunkan Obesitas
Ketiga mahasiswa UB tersebut berharap nano imobilisasi cutinase dari Fusarium solani mampu menjadi solusi pada permasalahan penanggulangan sampah plastik PET di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.