Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2020, 14:52 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membawa dampak luar biasa di segala sektor. Tak terkecuali di sektor pendidikan. Karena itu, siswa harus mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Melalui aplikasi SIM PKB Kemendikbud RI dan jaringan Wahana Visi Indonesia (WVI), WVI didukung PREDIKT melakukan riset Suara Guru di masa pandemi Covid-19 dengan fokus pada guru SLB dan daerah 3T.

Menurut Avianto Amri, Ph.D (CEO PREDIKT), ada sebanyak 27.046 responden yang disurvei. Yakni guru dan tenaga kependidikan di 34 provinsi Indonesia.

Adapun jumlah presentasenya ialah 95 persen di daerah non 3T dan 5 persen di daerah 3T. Pendidikan umum sebanyak 74 persen dan pendidikan khusus/inklusi 26 persen.

Baca juga: Kemendikbud Buka Pendaftaran Pendamping Guru Penggerak, Ini Kriterianya

"Dari riset ini kami ingin melihat bagaimana perspektif guru mengenai PJJ selama pandemi Covid-19 ini," ujar Avianto pada webinar Hasil Penelitian Suara Guru di Masa Pandemi Covid-19, Kamis (22/10/2020).

Masukan bagi Kemendikbud

Tak hanya itu saja, penelitian ini juga untuk melihat apa yang diharapkan guru. Terlebih bagi guru yang mengajar di daerah 3T serta guru SLB.

Sehingga hasil penelitian ini bisa menjadi masukan pada Kemendikbud untuk mengambil kebijakan ke depannya terkait PJJ dalam masa pandemi.

Adapun potensi penelitian kedepan:

  • Mengkaji dan memutakhirkan perspektif lainnya yakni anak-anak, orang tua, praktisi dari sektor lain.
  • Studi longitudinal yakni mengukur perubahan seiring dengan waktu.
  • Pendalaman di sektor lainnya seperti psikososial, PHBS, literasi IT, metode pembelajaran dan lainnya.
  • Memperluas fokus penelitian (selain 3T dan anak berkebutuhan khusus) juga anak usia dini, remaja, kondisi keluarga miskin.

Sebagian besar guru setuju PJJ

Sementara narasumber lain, Mega Indrawati, M.Pd (Education Team Leader Wahana Visi Indonesia) menjelaskan, ada temuan menarik dari riset ini.

Yakni guru di daerah 3T sebesar 30 persen cenderung lebih merasa kondisi akan aman dibandingkan guru daerah lain.

"Jika pembelajaran tatap muka, maka guru SLB cenderung lebih merasa khawatir yakni 79 persen," katanya.

Sebagian besar guru yakin dapat menerapkan pengukuran suhu tubuh dan cuci tangan pakai sabun saat di sekolah. Namun, banyak pula yang tidak yakin terkait penggunaan masker di sekolah dan upaya menjaga jarak.

Namun, sebanyak 95 persen guru setuju pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau kombinasi. Akan tetapi, guru di daerah 3T cenderung kurang memiliki akses ke komunitas guru di luar satuan pendidikan.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Dr. Iwan Syahril, Ph.D., menyatakan, selama 7 bulan siswa dan guru melaksanakan PJJ, ada banyak persoalan.

"Sejak pandemi ini, kami banyak melakukan dan mencari solusi terlebih bagi guru di daerah 3T dan guru SLB. Tentu agar pembelajaran tetap berlangsung," terang Iwan.

Karena itu, hasil riset dari Wahana Visi Indonesia ini bisa menjadi masukan bagi Kemendikbud. Terlebih mengenai suara-suara guru.

Baca juga: Lomba Kompetensi Siswa SMK 2020, Kuatkan Kompetensi dan Kolaborasi Masa Depan

"Wahana Visi ini menjadi acuan agar pendidikan tetap berjalan. Semoga mendapat manfaat dari berbagai masukan serta solusi yang lebih efektif di masa pandemi ini," tandas Iwan Syahril.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com