Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/11/2020, 22:19 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Sheila Respati

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) mengadakan web seminar (webinar) dengan tema “Semua Bisa Jadi Pahlawan”, Sabtu (14/11/2020).

Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka peringatan Hari Pahlawan yang dilakukan setiap 10 November. Selain itu, kegiatan tersebut sekaligus digelar untuk memberikan apresiasi kepada generasi millenial yang memiliki kontribusi terhadap lingkungan sosial.

Menurut Kepala Puspeka Hendarman, pahlawan tidak hanya ada di masa lalu, tetapi juga ada di masa kini.

“Tidak semua pahlawan yang ada berasal dari generasi tua. Pahlawan juga bisa berasal dari generasi muda seperti sekarang. Bisa itu, millenial atau bahkan generasi Z,” ujar Hendarman.

Hendarman menambahkan, semua pemuda bisa menjadi pahlawan selama mau berjuang membuktikan diri dengan menjadi pribadi yang berguna bagi lingkungan, serta melakukan berbagai inovasi.

Baca juga: Tapak Tilas Sumpah Pemuda, Puspeka: Merawat Semangat Persatuan di Tengah Perbedaan

Pada webinar ini Puspeka menghadirkan para anak muda yang memiliki inovasi untuk bidang kemanusiaan, yakni Pendiri Lipstik Untuk Difabel Laninka Siamiyono, Pendiri Yayasan Pemimpin Anak Bangsa Andri Rizki Putra.

Laninka Siamiyono, pada salah satu sesi webinar menjelaskan alasannya membangun komunitas Lipstik Untuk Difabel. Saat membentuk komunitas ini ia ingin semua perempuan, terutama penyandang disabilitas, tetap memiliki kepercayaan diri dan merasa memiliki nilai di masyarakat dengan menggunakan makeup.

“Saya ingin semua perempuan tidak merasa minder dengan dirinya, apalagi merasa tidak masuk kualifikasi dari standar kecantikan sosial yang ada,” kata Laninka.

Menurut Laninka, semua perempuan berhak untuk merasa cantik. Menggunakan makeup adalah salah satu caranya.

Melalui gerakan Lipstik Untuk Difabel, Laninka berhasil mengumpulkan 2.000 lipstik dan hasil tersebut ia bagikan kepada perempuan difabel yang berada di Jakarta dan Yogyakarta.

Selain itu, Lipstik Untuk Disabilitas juga membuat prorgram kelas makeup untuk perempuan difabel yang dibagi menjadi empat kelas. Dua kelas disediakan untuk teman disabilitas daksa dan masing-masing satu kelas untuk teman disabilitas netra dan tuli.

Sementara itu, Andri Rizki Putra, pendiri Yayasan Pemimpin Anak Bangsa, mengatakan bahwa untuk bisa sukses, seseorang harus mampu membuat terobosan baru dan siap menghadapi tekanan sosial di sekitar.

Sebagai informasi, Yayasan Pemimpin Anak Bangsa merupakan organisasi nonprofit yang menyediakan kesempatan bagi pelajar yang kurang mampu dan putus sekolah untuk mengenyam pendidikan.

Yayasan tersebut memberikan pendidikan nonformal dengan mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan menyelenggarakan program paket A (setara SD), paket B (Setara SMP), serta paket C (setara SMA).

Baca juga: Sajikan Hiburan di Tengah Sekolah Daring, Puspeka Gelar Nobar Virtual

Idenya membentuk yayasan ini pada 2012 berasal dari pengalaman pribadinya. Ketika lulus sekolah menengah pertama (SMP), Andri tidak melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas (SMA), melainkan memilih mengikuti program Paket C.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com