KOMPAS.com - Sejak masuk pendidikan usia dini, kegiatan storytelling atau bercerita kini tak lagi berupa kegiatan mendengarkan cerita guru di dalam kelas.
Rata-rata anak usia TK, kini mulai dilatih untuk mampu menjadi seorang storyteller atau pencerita yang baik.
Storytelling tengah berkembang menjadi salah satu kompetensi yang perlu dikuasai anak di era digital. Anak diminta untuk menceritakan tentang hobi, mainan, atau apapun yang disukai olehnya, di depan guru maupun teman-teman.
Lewat kegiatan tersebut, anak mulai dilatih kemampuan komunikasi (communication skills) di depan banyak orang.
Baca juga: Berapa Usia Ideal Anak Belajar Bahasa Inggris?
Anak juga dilatih untuk kreatif (creativity skill) dalam memilih tema, menjawab pertanyaan dari guru dan teman seputar cerita yang ia bawakan (critical thinking and problem solving skill) hingga didorong untuk menjadi pendengar yang baik saat teman-temannya bergantian bercerita (ability to work collaboratively).
Merangkum laman Sekolah.mu, berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan orangtua agar anak tumbuh menjadi pencerita yang baik:
Sifat terbuka yang ditunjukkan orangtua menjadi salah satu cara penting membuat anak tumbuh menjadi anak yang gemar bercerita.
Misalnya, sepulang kantor atau saat melakukan kegiatan di rumah, orangtua bisa bercerita tentang apa yang dirasakan di depan anak.
Dengan begitu, anak akan terdorong menjadi aktif berbicara dan kecerdasan bercakap anak anak terasah.
Baca juga: Seperti Ini Cara dan Syarat Dapatkan Kartu Indonesia Pintar
Setelah orangtua bercerita, dorong anak untuk melakukan hal yang sama. Pancing ia untuk bercerita tentang perasaannya usai sekolah daring atau tentang mainan yang sedang ia sukai.
Berikan umpan balik yang positif dan tunjukkan rasa penasaran, sehingga anak akan terdorong untuk bercerita, lebih tertantang, dan aktif berbicara.
Dekatkan anak dengan buku, termasuk buku digital dengan tampilan interaktif.
Dengan membaca buku bersama orangtua, anak akan belajar banyak kosakata baru, mengenal beragam ekspresi dan cara mengutarakannya, hingga belajar dari tokoh dalam buku bagaimana cara mengungkapkan sesuatu.
Anak yang memiliki hobi membaca adalah salah satu cara agar ia lebih matang dalam hal literasi.
Baca juga: Ingin Anak Gemar Matematika? Kenalkan Konsep, Tak Sekadar Rumus