Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Rania, Cara Orangtua Berbagi Cerita Pengasuhan Anak Remaja

Kompas.com - 22/01/2021, 16:05 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Tak sekadar "kata orang" bila masa pengasuhan tersulit adalah pada saat anak-anak berada di usia remaja. Nyatanya, kondisi itulah yang banyak dialami oleh orangtua.

Data dari survei yang dilakukan Keluarga Kita menunjukkan, periode remaja adalah masa paling "berat" bagi orangtua dalam perjalanan pengasuhan.

Sebanyak 70 persen orangtua mengatakan anak yang beranjak remaja menjadi lebih kritis, suka mengeksplorasi hal baru, emosi meledak-ledak, dan teman di sekitarnya lebih penting daripada orangtuanya.

Perbedaan generasi terutama dipengaruhi oleh dunia digital yang dulu tidak dialami para orangtua, dan menjadi tempat hidup utama anak remaja masa kini, membuat orangtua perlu berkali lipat berusaha memahami sudut pandang remaja.

Baca juga: 3 Jalur Masuk UI Ini Tawarkan Beasiswa dan Penyesuaian Biaya Kuliah

Proses mencintai dengan lebih baik, yang seolah terlihat mudah dipraktikkan di usia lainnya, menjadi jauh lebih menantang di periode remaja.

Podcast “Dunia Rania” sebagai wadah orangtua

Mengerti banyak hal yang bisa dibagi, dipelajari dan dimengerti seputar pengasuhan anak remaja, Keluarga Kita, Wahana Kreator dan Wardah kerja barengan meluncurkan drama podcast “Dunia Rania” dengan tujuan memantik percakapan tentang dunia pengasuhan remaja, Rabu (20/1/2021).

Kekuatan cerita, berdasarkan pengalaman nyata selama bertahun-tahun menjalankan pendidikan keluarga, adalah medium yang efektif untuk mendorong perubahan perilaku orangtua yang setiap harinya menjadikan berbagi cerita sebagai cara utama untuk belajar dan menguatkan sesama orangtua karena percaya bahwa pengasuhan adalah urusan bersama.

Baca juga: Beasiswa S1-S2 Brunei, Kuliah Gratis dan Tunjangan Rp 6 Juta Per Bulan

Drama podcast “Dunia Rania” merupakan cerita tentang lika-liku dunia remaja dari sudut pandang seorang perempuan bernama Rania dengan berbagai dilema yang dihadapi setiap hari.

Masa remaja bukan hanya terjadi pada Rania dan teman-temannya di belasan tahun usianya, tetapi secara signifikan memengaruhi orangtua dan gurunya yang berada di sisinya, bahkan memengaruhi suasana dunia lewat sosial media di mana mereka menjadi penghuni mayoritasnya.

Drama podcast “Dunia Rania” tidak berdiri sendiri, sejak awal lahirnya dirancang menjadi bagian dari proses pembelajaran bagi para orangtua remaja untuk meningkatkan kapasitas diri dalam pengasuhan dengan cara yang bermakna dan mudah dipahami.

Anak remaja butuh teladan

Pendidik dan Pendiri Keluarga Kita Najelaa Shihab dalam diskusi "Parenting Teenagers Journey" mengatakan, masa remaja adalah masa yang jadi jembatan utama untuk menumbuhkan
kompetensi masa depan anak.

Baca juga: 4 Kampus Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2021

"Berbagai kesalahan, bukan saja tak mungkin dihindari, tetapi wajib dilalui, agar jadi pengalaman pembelajaran. Remaja butuh kesempatan dan latihan- untuk meneguhkan komitmen dan kemandirian, membiasakan refleksi, mengembangkan kecerdasan, mencoba berkomunikasi dan bekerja sama, menjaga prinsip, melakukan inovasi dan beraksi," papar Najelaa.

Semua dimensi pembelajaran ini, lanjut dia, bukan hanya penting di dalam kelas, tetapi hanya akan relevan bila dipraktikkan dalam kehidupan.

“Bagi saya, ibu dengan 3 anak yang sudah dan sedang melewati masa remaja terus menantang, adalah fakta bahwa di usia ini anak perlu keteladanan," jelas Najelaa.

Menurutnya, kehadiran dan keterlibatan, percakapan dan perdebatan adalah bagian esensial dari pengasuhan yang mendukung kedewasaan.

Baca juga: 5 Kampus Jurusan Ilmu Komputer Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2021

"Kabar baiknya, teladan tidak wajib datang dari kita semata, karena tak ada orangtua yang sempurna. Bermain, belajar, bekerja di masa remaja, butuh mentor, senior, recruiter dan kreator konten yang menumbuhkan remaja berdaya," paparnya.

Sementara itu, penulis sekaligus Sutradara Gina S. Noer mengatakan, masa remaja adalah masa di mana mengantar anak untuk lebih berpikir mandiri dan menyiapkan mereka menjadi pribadi yang sehat.

"Buat saya cerita, apapun mediumnya, bisa menjadi gerbang dan jembatan diskusi tentang nilai serta prinsip kehidupan. Termasuk menjadi refleksi orangtua dan anak memperlakukan satu sama lainnya,” ungkap Gina.

Ketiganya bercerita tentang peran dan pengalamannya yang meski berbeda namun sejatinya menunjukkan benang merah yang sama yaitu kepedulian dan komitmen yang tinggi pada pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com