Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Unair Bagikan Tips Investasi bagi Pemula

Kompas.com - 03/04/2021, 09:12 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belajar mengelola keuangan perlu disadari oleh generasi milenial. Salah satunya dengan cara melakukan investasi.

Saat ini, investasi tak melulu dilakukan oleh kalangan pengusaha bermodal besar. Fenomena investasi ini juga makin marak dilakukan oleh anak-anak muda.

Banyaknya media melakukan investasi ini sebaiknya diimbangi dengan edukasi mengenai perencanaan keuangan.

Menurut Pakar Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair) Wisudanto, saat ini tidak sedikit pemuda yang tertarik untuk investasi di dunia nyata.

Wisudanto pun memberikan beberapa tips bagi pemula dan mahasiswa dalam memulai investasi.

Baca juga: Begini Kata Pakar IPB Mengatur Pola Diet Sehat dan Aman

1. Pilih instrumen investasi yang sesuai

Saat ini ada berbagai macam bentuk dan produk investasi. Terdapat investasi di sektor di sektor riil seperti tanah, rumah, dan apartemen.

Bisa juga investasi melalui perbankan dan pasar modal.

Investasi melalui perbankan bentuknya bisa berupa deposito. Sementara untuk pasar modal asetnya bisa berupa sekuritas.

"Apabila ingin investasi di pasar modal, maka perlu belajar lebih banyak terlebih terkait risikonya. Baik risiko dalam dimensi waktu, return, atau aset," ucap Wisudanto seperti dikutip laman unair.ac.id, Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Calon Mahasiswa Peserta UTBK-SBMPTN 2021, Perhatikan Dua Hal Ini

Wisudanto mengingatkan, jika ingin berinvestasi di pasar modal, gunakan uang yang tidak akan digunakan dalam kurang dari satu tahun.

"Jangan menggunakan uang jangka pendek, seperti uang untuk membayar kuliah," imbuhnya.

Pasalnya, investasi di pasar modal sifatnya tidak liquid. Tidak ada yang bisa memberikan garansi bahwa dengan membeli saham hari ini, harganya akan tetap di esok hari.

“Perlu diperhatikan, jika berinvestasi di pasar modal sifatnya jangka panjang. Lebih dari satu tahun bahkan bisa seumur hidup perusahaan karena dengan berinvestasi artinya kita memiliki sebagian dari perusahaan,” jelasnya.

Wisudanto juga tidak merekomendasikan praktik trading bagi seseorang yang menganut prinsip syariah.

Hal itu dikarenakan trading mentransaksikan sesuatu tanpa dasar yang jelas dan sifatnya spekulasi. Sementara transaksi harus memiliki dasar yang jelas, baik dari sisi keilmuan atau kebutuhan.

Baca juga: Mahasiswa, 4 Kesempatan Unik Ini Bisa Dicoba di Era Kampus Merdeka

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau