Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa, Yuk Belajar Jenis dan Pola Aliran Sungai

Kompas.com - 24/05/2021, 12:44 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pembelajaran daring hingga kini masih diselenggarakan. Bagi siswa sekolah, selain mendapat materi dari guru, juga bisa dari referensi lain.

Bagi yang sedang belajar sungai, tentu harus paham apa itu sungai, jenis dan pola aliran sungai.

Melansir laman Rumah Belajar Kemendikbud Ristek, sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain.

Baca juga: Apa Itu Gerhana Bulan? Siswa Harus Paham

Sungai merupakan tempat mengalirnya air tawar. Air yang mengalir lewat sungai bisa berasal dari air hujan, bisa berasal dari mata air atau bisa juga berasal dari es yang mengalir (Gletser).

Peranan sungai sangat penting terutama untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan juga potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.

Jenis-jenis sungai

1. Berdasarkan sumber airnya:

  • Sungai hujan, sumbernya berasal dari air hujan. Jenis sungai ini yang paling banyak terdapat di Indonesia.
  • Sungai gletser, sumber airnya berasal dari es yang mencair. Sungai-sungai gletser banyak terdapat di daerah yang beriklim dingin.
  • Sungai campuran, sumber airnya berasal dari campuran mata air, gletser dan hujan. Sungai ini ditemui di daerah Papua, contohnya sungai Digul dan Sungai Memberamo.

2. Berdasar keadaan airnya:

  • Sungai permanen, sepanjang tahun airnya relatif tetap besar.
  • Sungai periodik, airnya pada musim hujan banyak sedangkan musim kemarau berkurang.
  • Sungai episodik, airnya kering pada musim kemarau dan ada pada musim hujan.

3. Berdasarkan struktur lapisan/geologi:

  • Sungai anteseden, sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan batuan yang dilaluinya dan dapat mempertahankan alirannya, karena erosi sungai lebih cepat dibandingkan dengan pengangkatan batuan.
  • Sungai epigenesa, sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya secara vertikal sehingga mencapai batuan induknya.

Baca juga: Siswa, Yuk Belajar Ciri-ciri Asteroid

4. Berdasarkan arah alirannya:

  • Sungai konsekuen, arah alirannya sesuai dengan kemiringan lereng yang dilaluinya.
  • Sungai subsekuen, arah alirannya tegak lurus dengan sungai konsekuen dan muaranya pada sungai konsekuen.
  • Sungai obsekuen, arah alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekuen (kemiringan lereng) dan bermuara atau anak sungai subsekuen.
  • Sungai resekuen, arah alirannya mengikuti kemiringan lereng batuan tetapi bermuara di sungai subsekuen.
  • Sungai insekuen, arah dan pola alirannya tidak menentu, tidak mengikuti kemiringan lereng.

Pola aliran sungai

1. Pola aliran dendritik akan tebentuk jika pertemuan antara anak-anak sungai ada yang membentuk sudut lancip dan tumpul.

2. Pola aliran paralel atau sejajar dapat dijumpai pada daerah-daerah perbukitan yang memanjang dengan kemiringan lereng yang curam.

Baca juga: Ini Lho 4 Varian Warna Sayur dan Manfaatnya, Siswa Sudah Paham?

3. Pola aliran trellis dicirikan dengan percabangan anak-anak sungai pada sungai utama yang membentuk sudut siku-siku. Pola ini dapat dijumpai pada kompleks pegunungan patahan dan lipatan.

4. Pola aliran menyebar (radial) menunjukkan ciri aliran yang berbeda arah, ada yang ke utara, barat, timur dan selatan. Pola aliran ini biasanya terdapat pada daerah gunug yang berbentuk kerucut.

5. Pola aliran memusat (multi basinal) menunjukkan ciri aliran yang memusat pada lahan tertentu.

Pola lairan ini biasanya terdapat pada daerah cekungan seperti dolina di daerah karst.

6. Pola aliran annular menunjukkan ciri aliran yang berpencar, tetapi sungai orde satu berpusat pada sungai orde dua yang melingkar.

Pola aliran yang demikian menunjukkan daerah berbentuk kubah yang tererosi lanjut.

7. Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini berkembang pada daerah rekahan dan patahan.

Baca juga: Siswa, Ini Asal-usul Masuknya Kurma ke Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau