KOMPAS.com - Kemendikbud Ristek bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menggelar Program Bridging Course Vokasi 2021. Program ini merupakan kursus intensif persiapan kompetensi bahasa dan akademik pendukung untuk insan vokasi.
Program ini diluncurkan dengan harapan agar lulusan vokasi mampu memenuhi persyaratan diterima perguruan tinggi luar negeri.
Dekan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB), Arief Daryanto, memberikan apresiasi dan menyampaikan pentingnya program Bridging Course Vokasi ini.
Menurutnya, program Bridging Course Vokasi tidak hanya membuat insan vokasi belajar Bahasa Inggris secara kontekstual, tapi yang lebih penting adalah bagaimana dapat aktif dalam studi dan menyesuaikan diri dengan budaya yang berbeda.
“Saya juga alumnus program seperti BCV,” katanya dalam webinar Insan Vokasi yang Berkualitas Ujung Tombak Indonesia Emas–Sosialisasi Beasiswa Program Bridging Course Vokasi di Jakarta, Kamis, (12/8).
Melalui program ini insan vokasi mendapatkan pendampingan profesional agar bisa mendapatkan Letter of Accaptance (LoA) untuk melanjutkan studi ke program S2/S3 di perguruan tinggi luar negeri impian.
Baca juga: Ganjar Pranowo Dorong Mahasiswa Vokasi Berani Jadi Entrepreneur
Program Bridging Course Vokasi ditujukan untuk dosen dan bukan dosen, baik guru dan tenaga kependidikan SMK, instruktur lembaga kursus dan pelatihan (LKP), widyaiswara di lingkungan Ditjen Vokasi, maupun masyarakat umum yang memiliki kontribusi langsung pada pendidikan vokasi dan berencana melanjutkan studi S2/S3 ke luar negeri.
Dalam kesempatan tersebut pula, Dekan Arief mengatakan, pemerintah telah membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada insan vokasi Indonesia untuk mengakses kesempatan studi di luar negeri.
Harapannya, ke depan para insan vokasi dapat mengambil kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuannya. Salah satunya melalui Program Bridging Course Vokasi.
“Sekarang adalah waktunya bagi teman-teman untuk ambil studi ke luar negeri, tapi fokus pada pendidikan vokasi. Kita perlu motivasi yang khusus dan insentif sudah disediakan. Nikmat apa lagi yang tidak kita syukuri. Tinggal kemauan dan tekad bulat,” ujarnya.
Program Bridging Course Vokasi tidak hanya mengajarkan bahasa Inggris, tapi juga keterampilan akademik pendukung lainnya.
Tujuan dari program ini adalah membantu peserta program agar tidak kesulitan menjalankan studinya di luar negeri.
“Peserta akan dibantu mempersiapkan tes-tes yang biasanya dipakai di universitas negara tujuan studi. Kita juga akan bantu mempersiapkan esai untuk keperluan studinya,” jelas Sandra Siahaan, praktisi human resource dari tim Program Bridging Course Vokasi.
Setelah mengikuti program ini, Sandra menambahkan, peserta akan merasa lebih siap untuk menjalani studi lanjut tepat waktu dan meraih prestasi yang baik.
Pada kesempatan sama, lulusan program Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada yang juga CEO Eboni Watch, Afidha Fajar Adhitya, mengatakan insan-insan vokasi memerlukan keuletan dan kecepatan untuk beradaptasi.