Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Stop Menjadi Manusia Mainstream”, Ajak Kamu Kurangi Kebiasaan Mengeluh

Kompas.com - 18/08/2021, 20:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Penulis: Arum Faiza, Author Stop Menjadi Manusia Mainstream

KOMPAS.com - Di dunia ini, adakah manusia yang limited edition? Tentu saja ada. Apakah salah, seseorang memilih menjadi mainstream? ya tidak masalah. Hanya kamu akan menjadi manusia yang biasa-biasa saja. Menjadi manusia rata-rata pada umumnya. Maksudnya?

Sebelum diperjelas, tentu manusia limited editon bukanlah sosok superhero seperti Batman, Superman, Cat Woman, dan teman-temannya. Termasuk manusia mainstream, bukan manusia yang begitu-begitu saja. Jadi, manusia mainstream adalah manusia biasa.

Salah satu ciri manusia biasa, indikatornya adalah suka mengeluh. Banyak manusia jika diuji Allah, mereka mengeluh. Mengeluh dengan bermacam-macam masalah kehidupan: soal asmara, rezeki mampet, keluarga berantakan, capai sekolah, cuaca tak bersahabat, dan lain-lain.

Saat Allah beri panas, manusia sering mengeluh mengapa terasa panas sekali. Giliran diberi hujan, jawabnya mengapa hujan terus. Hujan enggak datang, manusia mempertanyakannya. Kebanyakan hujan hingga akhirnya banjir, luapan-luapan keluhan pun semakin berderet layaknya gerbong kereta api.

Baca juga: Penuh Inspirasi, 33 Kisah Wanita Superhebat di Masa Lalu

Tanpa sadar ucapan itu keluar begitu saja dari bibir. Ditambah lagi, berkumpul dengan manusia mainstream yang sejenis, semakin beradu argumen dan banyak mengeluhnya. Begini salah, begitu salah. Sifat keluh kesah ini adalah lumrah, bahkan di Al-Qur'an saja sudah dikasih notice loh.

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah dan apabila mendapat kebaikan dia menjadi kikir.” (QS. Al-Ma’arij: 19-21)

Karena itu, berubahlah. Jadilah manusia yang biasa-biasa saja menjadi  manusia limited edition. Seperti apa itu? Mereka adalah kebalikan dari orang yang suka mengeluh, yang memang keberadaannya bisa dihitung jari. Limit seat banget pokoknya.

Mereka adalah orang yang selalu memandang panas dan dingin dengan bijaksana. Dikasih hujan, Alhamdulillah, ada doa di setiap rintikannya. Diberikan sedikit hujan, mudah berucap Alhamdulillah.

Sambil berdoa semoga setiap titik yang sedikit itu ada berkah. Dikasih hujan besar, hingga air meluap, Alhamdulillah dulu, sambil muhasabah diri, kenapa bisa terjadi dan apa yang bisa dilakukan agar bumi kembali tersenyum manis.

Baca juga: Usir Stres dengan Metode Mindfulness

Kalau mau belajar banyak untuk menjadi manusia limited edition, buku “Stop, Menjadi Manusia Mainstream!” ini cocok banget buat kamu. Di sana akan dikupas tuntas tentang indikator lain dari manusia antimainstream.

Si penulis, Arum tidak menulisnya sendirian. Ia menulis bersama alumni KMAF (Kelas Menulis Arum Faiza), jadi akan ada banyak perspektif tentang manusia mainstream ada banyak kepala yang insya Allah banyak hikmah.

Penasaran sama bukunya?

Cek di sini: https://www.gramedia.com/products/stop-menjadi-manusia-mainstream

Ingin beli buku ini, tapi dompet tetap aman?

Klik ini: http://bit.ly/voucher_artikel

Promo Survei GramediaDOK. Gramedia Promo Survei Gramedia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau